REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid tak mempersoalkan usulan Partai Nasdem yang menginginkan calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan bukan merupakan kader partai politik. Meski belum resmi berkoalisi, pembahasan mengenai sosok tersebut dikatakannya akan dibahas lewat tim kecil.
"Usulan yang baik sebagai alternatif. Tentu nanti akan dibahas di tim kecil," ujar Kholid lewat pesan singkat, Rabu (19/10).
PKS disebutnya terbuka dengan usulan dari Partai Nasdem tersebut. Dengan begitu, akan terbuka kesempatan bagi semua sosok berkompeten untuk menjadi pendamping dari Anies. "Dalam komunikasi politik harus inklusif dan lebih fleksibel," ujar Kholid.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengaku bahwa pihaknya lebih menginginkan agar cawapres dari Anies Rasyid Baswedan bukanlah kader partai politik. Tujuannya, agar membuat koalisi tetap stabil untuk menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Saya setuju kalau kemudian koalisi itu tidak membawa (kadernya di Pilpres), tidak mengedepankan kepentingan partainya agar koalisi stabil. Terus kemudian menguatkan pemerintahan, artinya orang yang sudah punya pengalaman," ujar Ali saat dihubungi, Selasa (18/10).
Partai Nasdem, jelas Ali, memberi kesempatan bagi orang-orang bukan kader partai politik dengan kompetensi dan integritas maju di Pilpres 2024. Seperti halnya ketika partainya mengusung Anies yang notabenenya bukan kader partai politik.
"Kami ingin fasilitasi mereka-mereka yang hari ini menjadi anak muda yang sekarang lebih banyak dari generasi tua kan. Kami ingin supaya mereka punya kesempatan bermimpi," ujar Ali.
"Artinya apa kita ingin mengatakan tidak selamanya kader partai politik seperti dikatakan ketua-ketua umum partai yang berhak maju sebagai presiden itu harus dari politik kan," sambungnya.