Kamis 20 Oct 2022 01:30 WIB

Penampungan Sukarela untuk Muslimah dan Anak Dibuka di Winnipeg

Shelter pertama Winnipeg, Kanada untuk wanita dan anak-anak Muslim dibuka pekan lalu.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Shelter komunitas Muslim Kanada (ilustrasi)
Foto: About Islam
Shelter komunitas Muslim Kanada (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  WINNIPEG -- Shelter pertama Winnipeg, Kanada untuk wanita dan anak-anak Muslim dibuka pekan lalu. Shelter tersebut dibuka dengan harapan akan menciptakan rasa aman dan memiliki bagi mereka yang membutuhkan.

Proyek ini pertama kali diumumkan pada Maret. Tempat penampungan baru ini dibuat oleh sebuah badan amal nasional yang berbasis di Mississauga, Ontario, Sakeenah Homes, yang menawarkan layanan perumahan transisi bagi wanita dan anak-anak di Brampton, London, Montreal, Ottawa, Toronto, dan sekarang Winnipeg.

Baca Juga

"Setiap kali Anda melihat sesuatu yang baru, Anda selalu memiliki beberapa kekhawatiran, tetapi juga harapan," kata Direktur eksekutif Islamic Social Services Association (ISSA), Shahina Siddiqui dilansir dari laman CBC pada Rabu (19/10).

Adapun ISSA membantu menghubungkan Sakeenah Homes dengan komunitas di Winnipeg. Setelah bekerja dengan komunitas Islam Winnipeg selama beberapa dekade, Siddiqui telah bertemu banyak wanita Muslim yang menurutnya tidak merasa diterima di tempat penampungan umum, dengan alasan masalah makanan, agama dan sosial.

Siddiqui mengatakan, kekerasan dalam rumah tangga mempengaruhi lebih dari sekedar keamanan fisik, dan itu perlu untuk membantu korban merasa aman pada tingkat emosional, budaya dan spiritual. Untuk itu mereka dapat merasa aman saat mereka mulai pulih dari situasi yang melecehkan.

"Saya tahu beberapa tempat penampungan memang mencoba mengakomodasi diet dan semua itu, tetapi jika Anda memiliki satu lemari es dan Anda menyimpan daging babi di sebelah daging halal, itu hanya menciptakan masalah," kata Siddiqui.

"Para wanita menolak untuk pergi ke tempat penampungan, dan mereka yang melakukannya akan menelepon dan mengatakan \'Tolong keluarkan saya dari sini," lanjutnya.

Dia mengatakan, kurangnya kepekaan di tempat penampungan arus utama sering memiliki konsekuensi yang mengerikan. "Ini adalah hal yang paling sulit untuk saya telan, adalah (wanita Muslim) akan memilih untuk tetap berada dalam hubungan yang kasar daripada pergi ke tempat penampungan di mana mereka merasa tidak aman, bahwa mereka tidak diakomodasi atau itu bisa berdampak negatif pada anak-anak mereka," kata Siddiqui.

Adapun Visi Siddiqui adalah memiliki lebih banyak tempat penampungan yang peka terhadap kebutuhan Muslim di luar Winnipeg dan di seluruh Manitoba. Kemudian menambahkan bahwa ISSA sedang mencari tahu apa yang dapat dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut.

Di samping itu, reaksi terhadap tempat penampungan baru tersebut positif, dan Siddiqui berharap semuanya bergerak ke arah yang benar. "Kami telah mengambil langkah pertama," kata dia.

Sementara Cheikh Ould Moulaye dari Asosiasi Islam Manitoba mengatakan, organisasinya telah mengidentifikasi kebutuhan pasti akan tempat penampungan seperti yang baru di Winnipeg.

“Beberapa saudari Muslim kami tidak merasa termasuk di tempat penampungan,” kata dia.

Selain memenuhi kebutuhan makanan, agama dan sosial mereka, Moulaye mengatakan, wanita Muslim dapat menemukan bantuan dengan hambatan bahasa di tempat penampungan baru.

"Mereka perlu dipahami dan dibantu sesegera mungkin. Menemukan tempat di mana Anda sudah merasa menjadi milik Anda akan lebih mudah ketika Anda datang dari situasi di mana Anda sudah memiliki tantangan lain," kata dia.

Pendiri dan CEO Sakeenah Homes, Zena Chaudhry mengatakan, tempat penampungan dengan 13 tempat tidur dan satu tempat tidur bayi ini belum menerima dana pemerintah. Dia mengatakan, awalnya didanai melalui dukungan dari Northpine Foundation dan ASK Foundation.

"Kami mengandalkan dukungan dari semua orang, jadi bagi kami ini adalah perasaan yang luar biasa, tetapi kami berharap masyarakat juga merasa memiliki kepemilikan dalam hal ini," kata Chaudhry.

Chaudhry mengatakan, kekerasan dalam rumah tangga memburuk setelah timbulnya pandemi Covid-19, dan organisasinya menerima peningkatan jumlah panggilan telepon dari wanita Muslim di Manitoba selama periode itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement