Jumat 21 Oct 2022 15:09 WIB

Bocah 12 Tahun Tewas Ditusuk Usai Mengaji, Wagub Jabar: Pelaku Biadab

Wagub Jabar minta pelaku ditangkap dan diadili seadil-adilnya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengecam kasus penusukan anak di Jalan Mukodar, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Anak itu ditusuk usai pulang mengaji.

Uu meminta, kepada aparat penegak hukum agar segera menangkap dan memproses hukum pelaku yang telah bertindak keji. "Saya mengecam pelaku yang biadab ini dan mohon diproses dengan seadil-adilnya sesuai dengan peraturan yang berlaku," ujar Uu kepada wartawan, Jumat (21/10).

Baca Juga

Uu pun mendoakan agar anak tersebut meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Apalagi ia diserang saat pulang mengaji dan pulang dari perjalanan mencari ilmu yang bersifat ukhrawi, yang hukumnya fardu ain bagi setiap orang yang beriman.

"Kita dihebohkan dengan seorang anak pulang ngaji, ada yang menusuk bahkan sampai tidak tertolong nyawanya meninggal saat dibawa ke rumah sakit," katanya.

Uu menegaskan, atas nama komunitas anak-anak dan guru mengaji, komunitas pesantren, ataupun komunitas para santri, Wakil Gubernur Jawa Barat, mengucapkan turut belasungkawa dan juga turut berduka cita.

"Juga saya berpesan kepada warga yang lain harus ada kepedulian terhadap warga yang lain di saat ada kejadian hal-hal yang aneh, ada yang mencurigakan, bisa diantisipasi. Sehingga tidak terulang hal semacam itu," katanya.

Aparat kepolisian hingga kini masih melakukan penyelidikan untuk menangkap penusuk bocah berinisial PS (12), asal Jalan Mukodar, RT 04/07, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Akibat penusukan yang dilakukan oleh pelaku saat korban pulang mengaji itu menyebabkan PS meninggal dunia karena mengalami luka tusukan yang cukup serius pada bagian punggung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement