Ahad 23 Oct 2022 16:55 WIB

Komite Elite Partai Komunis China Diisi oleh Loyalis Xi Jinping

Presiden China, Xi Jinping secara resmi mengamankan masa jabatan periode ketiga.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Presiden China  Xi Jinping memperkenalkan tujuh anggota Komite Tetap Politbiro yang diisi dengan loyalis, sehingga memperkuat posisinya sebagai penguasa sejak Mao Zedong.
Foto: AP/Ju Peng/Xinhua
Presiden China Xi Jinping memperkenalkan tujuh anggota Komite Tetap Politbiro yang diisi dengan loyalis, sehingga memperkuat posisinya sebagai penguasa sejak Mao Zedong.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China, Xi Jinping secara resmi mengamankan masa jabatan periode ketiga. Di akhir kongres Partai Komunis China, Xi memperkenalkan tujuh anggota Komite Tetap Politbiro yang diisi dengan loyalis, sehingga memperkuat posisinya sebagai penguasa sejak Mao Zedong.

Ketua Partai Komunis Shanghai, Li Qiang (63 tahun) mengikuti Xi naik ke atas panggung di Aula Besar Rakyat ketika tim kepemimpinan baru diperkenalkan. Li Qiang kemungkinan akan menggantikan Li Keqiang sebagai perdana menteri ketika dia pensiun pada Maret.  Li Qiang merupakan pendatang baru dalam komite tersebut.

Baca Juga

Anggota lain dari Komite Tetap Politbiro atau komite elite partai diisi oleh orang lama yaitu Zhao Leji dan Wang Huning. Sementara anggota pendatang baru yaitu Cai Qi, Ding Xuexiang dan Li Xi. Semua anggota komite dianggap memiliki kesetiaan kepada Xi. Pada Ahad (23/10/2022), Xi diangkat kembali sebagai ketua Komisi Militer Pusat.

“Kemenangan yang tidak biasa untuk satu faksi, yang jarang terjadi dalam tradisi Partai Komunis, di masa lalu akan ada keseimbangan kekuatan yang keras. Artinya tidak akan ada checks and balances. Xi Jinping juga memiliki kendali penuh atas Politbiro dan Komite Sentral yang lebih besar," kata Willy Lam, rekan senior di lembaga think tank Amerika Serikat, Jamestown Foundation.

Susunan Komite Tetap semakin memperjelas bahwa, cengkeraman Xi pada kekuasaan tidak berkurang oleh peristiwa pada tahun yang penuh gejolak, termasuk perlambatan ekonomi yang tajam, frustrasi atas kebijakan nol-Covid-19 dan keterasingan China yang meningkat dari Barat, yang diperburuk oleh dukungannya bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Dalam hal pembuatan kebijakan, itu berarti bahwa ada kemungkinan lebih menghormati pandangan Xi Jinping sendiri tentang bagaimana menggerakkan negara dan ekonomi ke depan,” kata Kepala Strategi Asia FX di RBC Capital Markets di Singapura, Alvin Tan.

"Saya dapat membayangkan bahwa kebijakan nol-Covid kemungkinan lebih mengakar, dan akan ada dorongan lebih lanjut pada masalah kemakmuran bersama ini dan sejenisnya," kata Tan menambahkan.

Seperti yang sebelumnya telah diprediksi, anggota Komite Tetap tidak diisi oleh penerus Xi. Xi adalah putra seorang revolusioner Partai Komunis yang telah membawa China ke arah yang lebih otoriter sejak naik ke tampuk kekuasaan pada 2012.

Anggota komite sebelumnya yaitu Li Keqiang dan Wang Yang, dikeluarkan dari Komite Sentral. Keduanya memiliki hubungan dengan Liga Pemuda Komunis, yaitusebuah kelompok yang pernah berpengaruh dan telah kehilangan kekuasaan di bawah Xi. Para ahli berpendapat, Li Keqiang dan Wang Yang merupakan politisi yang cukup moderat.

Xi mengubah konstitusi agar dapat memerintah lebih dari satu dekade. Dia menghilangkan batasan dua masa jabatan kepresidenan pada 2018. Masa jabatannya sebagai presiden kemungkinan akan diperbarui pada sesi parlemen tahunan pada Maret mendatang, sekaligus secara resmi mengangkat perdana menteri.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement