REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Pfizer akan mengenakan biaya 110 hingga 130 dolar AS atau sekitar lebih dari Rp2 juta per dosis vaksin Covid-19. Rencana ini terjadi setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) berhenti membeli dosis vaksin dari Pfizer.
Kendati begitu, perusahaan pembuat obat itu mengharapkan banyak orang akan terus menerima vaksin secara gratis. Dilansir laman CGTN, Ahad (23/10/2022), Eksekutif Pfizer mengatakan harga komersial untuk dosis dewasa dapat dimulai awal tahun depan.
Namun ini tergantung pada saat pemerintah menghentikan program pembelian dan pendistribusian suntikan. Pfizer mengatakan pihaknya mengharapkan bahwa orang-orang dengan asuransi kesehatan swasta atau cakupan melalui program publik seperti Medicare atau Medicaid tidak akan membayar apa-apa.
Undang-Undang Perawatan Terjangkau mengharuskan perusahaan asuransi untuk menanggung banyak vaksin yang direkomendasikan tanpa membebankan biaya sendiri. Seorang juru bicara Pfizer mengatakan perusahaan juga memiliki program bantuan berbasis pendapatan yang membantu warga AS yang memenuhi syarat tanpa asuransi mendapatkan suntikan.
Harganya akan membuat vaksin dua dosis lebih mahal bagi pelanggan yang membayar tunai daripada suntikan flu tahunan. Menurut CVS Health, yang menjalankan salah satu rantai toko obat terbesar di negara itu, biaya bisa berkisar dari sekitar 50 dolar AS hingga 95 dolar AS, tergantung pada jenisnya.
"Harga mencerminkan peningkatan biaya untuk beralih ke botol dosis tunggal dan distribusi komersial," kata Eksekutif Pfizer, Angela Lukin.
"Harga jauh di bawah untuk vaksin yang sangat efektif," ujarnya menambahkan.