Ahad 23 Oct 2022 20:00 WIB

Islamnya Petarung Quraisy yang Ingin Membunuh Nabi Muhammad SAW

Umair bin Wahab masuk Islam setelah rencana membunuh Nabi Muhammad SAW terbongkar

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Sahabat Nabi Muhammad SAW. Umair bin Wahab masuk Islam setelah rencana membunuh Nabi Muhammad SAW terbongkar
Foto: MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi Muhammad SAW. Umair bin Wahab masuk Islam setelah rencana membunuh Nabi Muhammad SAW terbongkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kisah perjalanan para pemuka Quraisy memeluk Islam banyak dibukukan dalam referensi sejarah. Sebagian besarnya, para pembesar Arab memeluk Islam dengan melewati perjuangan yang berat, hingga akhirnya menjadi pendukung setia dan sahabat Nabi Muhammad SAW 

Salah satunya adalah Umair bin Wahab. Ia merupakan seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Ia masuk Islam beberapa tahun sesudah hijrahnya Rasulullah SAW. Saat masih kafir, ia sempat bergabung dengan kubu musyrikin di Perang Badar. 

Baca Juga

Inilah kisahnya dalam menemukan hidayah. Beberapa hari sesudah Pertempuran Badar, Umair seperti umumnya orang-orang Quraisy. Ia menyimpan amarah dan dendam terhadap Nabi Muhammad SAW. 

Terlebih, tokoh dari kabilah al-Jumahi tersebut harus terpisah dari putranya, yang ditangkap pasukan Muslimin seusai perang. 

Umair sangat cemas jika anaknya akan disiksa di Madinah. Untuk meredakan keresahannya, ia pun menuju Kabah pada pagi-pagi buta. Setelah bertawaf, lelaki musyrik itu memohon keberkahan kepada berhala-berhala di sana. 

Cahaya matahari masih samarsamar di balik awan. Di tengah ke re mangan, Umair duduk melamun. Jawara Quraisy ini terus saja memikirkan nasib anaknya yang tersandera. 

Tiba-tiba pundaknya ditepuk Shafwan bin Umayyah dari belakang, “Im Shabahan, ya Umair! Mengapa engkau duduk tepekur begitu?” “Im Shabahan! Wahai Shafwan, engkau mengejutkanku saja!” jawab Umair, sementara putra seorang pembesar Quraisy itu mengambil posisi duduk. 

“Engkau seperti sedang memikirkan sesuatu,” ujar Shafwan lagi. “Ya, aku mengkhawatirkan anakku yang sekarang ditawan musuh kita,” katanya membenarkan. 

Umair kemudian berbicara mengenai kawan-kawannya yang mati di Perang Badar. Bagi Shafwan, peristiwa itu tidak mungkin dilupakannya. Bapaknya sendiri, Umayyah bin Khalaf, tewas di tangan Muslimin dalam pertempuran tersebut.

Pada pagi itu, kebencian di dalam dada keduanya kian menguat. Rasanya ingin sekali melampiaskan kesumat seketika kepada umat Islam. 

Baca juga: Mualaf Sujiman, Pembenci Adzan dan Muslim yang Diperlihatkan Alam Kematian 

“Seandainya aku tidak terlilit utang dan keluargaku tidak miskin. Pastilah aku pergi ke Yastrib untuk membunuh Muhammad dengan pedangku sendiri!” ujar Umair. 

“Jadi, engkau berani menghabisi Muhammad seandainya kutanggung semua utanngmu itu?” timpal Shafwan. 

“Tentu saja! Selama ini persoalanku dengan para penagih selalu menghalangiku keluar dari Makkah. Mereka pasti menyangkaku akan menghindari tagihan sekiranya aku pergi ke luar kota,” katanya. 

“Kalau begitu, aku berjanji akan menjamin semua utangmu dan memberikan bayaran yang sangat tinggi kepadamu, asalkan engkau berhasil membunuh Muhammad!”  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement