Rabu 26 Oct 2022 16:57 WIB

Survei Populi Center, Elektabilitas PDIP Turun, Nasdem Naik

Elektabilitas Partai Nasdem naik satu persen dibandingkan pada Juli lalu.

Rep: Fauziah Mursid / Red: Ratna Puspita
Survei nasional lembaga Populi Center terhadap partai yang akan dipilih publik jika Pemilihan Legislatif dilaksanakan hari ini menunjukkan tujuh partai memperoleh elektabilitas di atas empat persen per Oktober 2022.
Foto: republika/mgrol100
Survei nasional lembaga Populi Center terhadap partai yang akan dipilih publik jika Pemilihan Legislatif dilaksanakan hari ini menunjukkan tujuh partai memperoleh elektabilitas di atas empat persen per Oktober 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei nasional lembaga Populi Center terhadap partai yang akan dipilih publik jika Pemilihan Legislatif dilaksanakan hari ini menunjukkan tujuh partai memperoleh elektabilitas di atas empat persen per Oktober 2022. Urutan pertama ada PDIP dengan 15,7 persen, Gerindra dengan 12,6 persen, Golkar dengan 10,3 persen, PKB dengan 7,8 persen, Nasdem dengan 7,3 persen, PKS dengan 6,4 persen, dan Partai Demokrat dengan 6,3 persen.

Meski PDIP menempati urutan pertama, elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mengalami penurunan dibandingkan pada Juli 2022, yakni 21,2 persen. Penurunan juga terjadi pada Partai Gerindra, Golkar, dan PKB dibandingkan Juli lalu masing masing 13 persen, 12,2 persen dan 8,3 persen.

Baca Juga

Partai Nasdem yang baru saja mengumumkan dukungannya kepada Anies Baswedan mengalami sedikit peningkatan elektabilitas, yakni satu persen, dibandingkan pada Juli lalu 6,3 persen. Partai Demokrat stagnan di angka 6,3 persen dan PKS naik dibandingkan Juli lalu empat persen.

"Dalam konteks partai itu, di beberapa partai walaupun tidak terlalu mencolok, Nasdem alami kenaikan kalau dilihat walaupun hanya 1-2 persen kalau dibandingkan Juli dan Maret," ujar Peneliti Senior Populi Center Usep S. Ahyar dalam rilis Survei Nasional bertajuk Evaluasi Tiga Tahun Kinerja Joko Widodo-KH. Ma'ruf Amin dan Dinamika Politik Menjelang Pemilu Tahun 2024 secara virtual, Rabu (26/10/2022).

Usep menduga kenaikan elektabilitas Nasdem ada hubungan positif dengan pencalonan terhadap Anies Baswedan yang juga mempunyai elektabilitas tinggi di Pilpres 2024. Dalam survei Populi, Anies Baswedan memiliki elektabilitas 29,2 persen atau posisi kedua setelah Ganjar Pranowo dengan 29,7 persen, disusul Prabowo Subianto 27,6 persen.

Dia menyebut, kenaikan ini dipengaruhi efek ekor jas atau coattail effect. "Kalau dilihat pengalaman-pengalaman Pilpres lalu, memang tokoh ini mempunyai coattail effect atau efek ekor jas yang dapat membawa partai yang mendukung itu memiliki potensi untuk menaikkan elektabilitas," ujarnya.

Karena itu, Usep menilai kenaikan elektabilitas ini bisa mendorong partai lain untuk segera menentukan calon presiden (capres). "Saya kira mungkin dengan fenomena seperti ini saya kira partai-partai lain itu sangat bagus jika misalnya segera menentukan calonnya agar lebih banyak calon yang diusung 2024," ujarnya.

Sedangkan, partai lainnya mendapatkan angka di bawah 4 persen, yakni PPP dengan tiga persen, disusul PAN dua persen, Perindo 1,5 persen, PSI 0,3 persen, Garuda 0,3 persen, Partai Hanura 0,2 persen, Berkarya 0,2 persen, dan PKPI 0,1 persen.

Survei Populi Center bertajuk Evaluasi Tiga Tahun Kinerja Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Dinamika Politik Menjelang Pemilu 2024. Survei dilakukan pada periode 9 hingga 17 Oktober 2022 dengan 1.200 responden menggunakan metode random sampling. Wawancara dilakukan tatap muka menggunakan aplikasi survei Populi Center di 120 kelurahan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error 2,83 persen. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement