Kamis 27 Oct 2022 16:04 WIB

Sekutu Putin: Taiwan akan Kembali ke China Sesuai Jadwal

Taiwan diprediksi akan kembali ke pelabuhan aslinya yakni China tepat waktu.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Dalam gambar yang diambil dari rekaman video yang dijalankan oleh CCTV China, sebuah proyektil diluncurkan dari lokasi yang tidak ditentukan di China. Salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Igor Sechin mengatakan Taiwan akan kembali ke
Foto: CCTV Via AP
Dalam gambar yang diambil dari rekaman video yang dijalankan oleh CCTV China, sebuah proyektil diluncurkan dari lokasi yang tidak ditentukan di China. Salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Igor Sechin mengatakan Taiwan akan kembali ke "pelabuhan aslinya" tepat waktu.

REPUBLIKA.CO.ID, BAKU -- Salah satu sekutu terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin, Igor Sechin memuji pemimpin China. Pemimpin perusahaan minyak Rosneft itu mengatakan Taiwan akan kembali ke "pelabuhan aslinya" tepat waktu.

Dalam kesempatan yang sama ia mengatakan posisi Arab Saudi di pasar minyak dunia "masuk akal" dan berdasarkan pengamatan pada permintaan dan pasokan minyak. Rusia mendekatkan diri dengan Asia terutama dengan China yang butuh banyak energi, untuk menghindari sanksi-sanksi negara Barat atas invasinya ke Ukraina.  

Di forum ekonomi internasional di Baku yang sebelumnya digelar di Verona, Italia, Sechin mengatakan keputusan Partai Komunis China di Kongres beberapa waktu lalu akan mendorong pembangunan China ke tingkat baru.

"Posisi (pemimpin) China sangat dihormati, yang mana tenang dan terbuka, tanpa premis palsu, menetapkan posisinya, bahkan di masalah yang paling sulit, seperti masalah Taiwan, yang mana pada masalah ini dapat dinilai terlalu berlebihan," kata Sechin, Kamis (27/10/2022).

Sechin mengatakan upaya Amerika Serikat (AS) membangun komplek industri microchipnya sendiri menunjukkan "Taiwan akan kembali ke pelabuhan asalnya sesuai jadwal."

Ia mengatakan pada  paruh kedua tahun 2021 Rosneft telah mengirimkan 700 juta dolar dividen ke rekening BP. Ia mengatakan perusahaan minyak Inggris itu masih pemilik saham "bayangan" Rosneft meski sudah menyatakan mundur setelah Moskow menggelar invasi yang mereka sebut "operasi militer khusus" ke Ukraina.

BP belum menanggapi permintaan komentar.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement