Kamis 27 Oct 2022 17:39 WIB

Ini yang Dibahas di Pertemuan Para Menlu ASEAN

Pertemuan para menlu ASEAN juga membahas mengenai pelaksanaan lima poin konsensus.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Ketua ASEAN 2022 sekaligus Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja Prak Sokhonn (ketiga kiri) bersama Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kanan) mengikuti Special ASEAN Ministerial Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Ketua ASEAN 2022 sekaligus Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja Prak Sokhonn (ketiga kiri) bersama Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (kanan) mengikuti Special ASEAN Ministerial Meeting di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan pada Kamis (27/10/2022), pertemuan para menlu negara Asia Tenggara membahas rekomendasi isu Myanmar untuk dibicarakan para pemimpin ASEAN pada KTT November. Pertemuan para menlu ASEAN juga membahas pelaksanaan lima poin konsensus.

"Pertemuan ini adalah pertemuan khusus para menlu ASEAN sebagai tindak lanjut kesepakatan pertemuan informal menlu ASEAN di sela Sidang Majelis Umum PBB di New York bulan September lalu," ujar Retno kepada awak media, Kamis.

Retno mengatakan, tujuan utama pertemuan khusus ini untuk memberikan masukan soal isu Myanmar kepada para pemimpin negara-negara Asia Tenggara yang akan bertemu pada KTT November di Phnom Penh di bawah keketuaan Kamboja.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan surat kepada PM Kamboja Hun Sen yang mendesak pembahasan mengenai lima poin konsensus di KTT ASEAN.

"PM Hun Sen telah menjawab surat tersebut dan menyampaikan menugaskan para Menlu ASEAN untuk mempersiapkannya, jadi itulah latar belakang Pertemuan Khusus para Menlu ASEAN hari ini," ujar Retno.

Rekomendasi para menlu untuk para pemimpin akan dikonsultasikan dengan negara anggota ASEAN. Proses konsultasi terkait rekomendasi akan terus dilakukan oleh para Menlu yang nantinya akan disampaikan kepada para pemimpin untuk mendapatkan pertimbangan.

 

"Tentunya di dalam pertemuan tadi Indonesia sudah menyampaikan beberapa elemen rekomendasi yang dapat dijadikan masukan dalam penyusunan rekomendasi secara keseluruhan yang akan disampaikan kepada para pemimpin," kata Retno.

Selain itu pertemuan para menlu ASEAN membicarakan soal kekhawatiran dan kekecewaan ASEAN terhadap tidak adanya kemajuan signifikan dari pelaksanaan lima poin konsensus. Bahkan sejumlah negara ASEAN menyampaikan rasa frustasinya,

"Alih-alih ada kemajuan situasi justru semakin memburuk, dan situasi ini sangat disayangkan," kata Retno.

Dalam pertemuan, lanjut Retno, Indonesia menyampaikan data mengenai meningkatnya tindak kekerasan yang terjadi sejak kudeta hingga saat ini. Serangan baru-baru ini di sebuah konser musik di Kachin dikecam keras dan sangat tidak dapat diterima oleh ASEAN.

"Indonesia menyampaikan duka cita dan simpati kepada para korban dan keluarganya. Tindakan kekerasan sekali lagi harus segera dihentikan," tegas Retno. "Indonesia menyampaikan agar pesan inilah yang harus segera disampaikan kepada Tatmadaw," imbuhnya.

 

Para menlu ASEAN juga menekankan pentingnya segera dilakukan pendekatan berbagai pihak seperti yang dimandatkan oleh lima poin konsensus. Pendekatan dan negosiasi harus dilakukan oleh junta dan pihak terkait lain secara nasional di Myanmar sendiri.

"Kita yakin, hanya dengan engagement dengan all stakeholders, maka ASEAN akan dapat menjalankan fungsinya untuk memfasilitasi berlangsungnya dialog," ujar Retno.

Retno mengharapkan dialog nasional akan dapat membahas masa depan Myanmar. "Masalah Myanmar hanya dapat diselesaikan oleh rakyat Myanmar sendiri. Oleh karena itu dialog di antara mereka menjadi sangat penting artinya. Tugas ASEAN memfasilitasi," kata Retno.

Pertemuan juga membahas soal bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar. Sekretaris Jenderal ASEAN melaporkan bahwa sejauh ini telah diterima komitmen sebesar 27 juta dolar AS untuk bantuan kemanusiaan di Myanmar, terutama untuk fase pertama, yaitu fase life-saving.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement