Jumat 28 Oct 2022 09:02 WIB

Komnas: Banyak Kasus Kekerasan Perempuan yang tak Ditangani

Komnas sebut banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang tidak tertangani.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bilal Ramadhan
Kekerasan terhadap perempuan. (ilustrasi). Komnas sebut banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang tidak tertangani.
Foto: www.jawaban.com
Kekerasan terhadap perempuan. (ilustrasi). Komnas sebut banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang tidak tertangani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menjabarkan sejumlah tantangan yang mesti dihadapi lembaganya ketika menginjak usia ke-24 tahun pada tahun ini.

Andy menyoroti laporan kasus kekerasan terhadap perempuan yang melonjak per tahun tak sejalan dengan kemampuan penanganannya. "Adanya tuntutan untuk menyikapi laju peningkatan pelaporan kasus kekerasan terhadap perempuan," kata Andy dalam Peringatan 24 Tahun Komnas Perempuan pada Kamis (27/10/2022).

Baca Juga

Komnas Perempuan mengalami lonjakan laporan masyarakat dalam dua tahun belakangan ini. Tercatat, Komnas Perempuan memperoleh 4.322 laporan pada tahun lalu. Bahkan diperkirakan tembus lima ribu laporan pada tahun ini.

"Di tahun berjalan ini kita mengantisipasi laporan mencapai 5.000 kasus," ujar Andy.

Andy sebenarnya menyebut peningkatan laporan mengindikasikan tingginya wawasan dan keberanian korban. Hanya saja, kenaikan laporan ini tak sebanding dengan sumber daya di Komnas Perempuan.

Komnas Perempuan hanya mempunyai anggaran tahunan dari APBN sekitar Rp 20 miliar. Anggaran itu menurut Andy sulit guna memaksimalkan perlindungan perempuan di seluruh Indonesia.

"Sejak tahun 1998, Komnas Perempuan hanya diperbolehkan memiliki 45 orang Badan Pekerja di dalam struktur dan masih perlu menggalang dana hibah karena belum ditopang oleh anggaran negara yang memadai, bahkan untuk melangsungkan tugas-tugas rutinnya," ungkap Andy.

Walau demikian, Andy menegaskan lembaganya tetap siap menjalankan fungsinya kepada masyarakat. "Perjalanan 24 tahun mengajarkan kepada kita bahwa dengan berbagai pikiran, daya dan kerja bersama, kita akan menemukan celah-celah menuju jalan keluar dari tantangan," ucap Andy.

"Masih ada deret panjang pekerjaan rumah yang belum sempat terbahas, belum ada daya untuk menjangkau, masih merupakan langkah-langkah awal yang membutuhkan tindaklanjut," ucap Andy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement