Jumat 28 Oct 2022 10:48 WIB

PM Inggris tidak akan Hadiri KTT Iklim di Mesir

PM Inggris berkomitmen menyelesaikan persoalan domestik yang mendesak.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan pidato di 10 Downing Street di London, Selasa, 25 Oktober 2022. Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak tiba di Downing Street Selasa setelah kembali dari Istana Buckingham di mana ia diundang untuk membentuk pemerintahan oleh Raja Inggris Charles III.
Foto: AP/Frank Augstein
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan pidato di 10 Downing Street di London, Selasa, 25 Oktober 2022. Perdana Menteri Inggris yang baru Rishi Sunak tiba di Downing Street Selasa setelah kembali dari Istana Buckingham di mana ia diundang untuk membentuk pemerintahan oleh Raja Inggris Charles III.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tidak akan menghadiri konferensi iklim COP27 yang akan berlangsung pada November di Mesir. Kantor perdana menteri pada Kamis (27/10/2022) mengatakan, Sunak tidak akan ambil bagian dalam KTT tersebut karena komitmennya untuk menyelesaikan persoalan domestik yang mendesak.

Juru bicara pemerintah mengatakan, anggaran musim gugur menjadi salah satu prioritas utama Sunak. Meski tidak hadir dalam KTT iklim, pemerintah tetap berkomitmen pada kebijakan iklim. 

Baca Juga

"Keputusan Sunak (tidak menghadiri konferensi iklim) adalah cerminan memalukan dari kegagalan pemerintah untuk memenuhi komitmen COP26," ujar  Shadow Secretary of State for Climate Change and Net Zero, Ed Miliband, kepada BBC, Kamis. 

Sebelumnya Istana Buckingham mengkonfirmasi bahwa Raja Charles III tidak akan menghadiri konferensi iklim. Konferensi COP27 tahun ini akan berlangsung di Sharm el-Sheikh pada 6-18 November.

Para ahli mengatakan, tindakan nyata sangat dibutuhkan dalam pengurangan emisi global. Secara global, janji yang tidak memadai menempatkan dunia pada jalur pemanasan sebesar 2,5 celcius pada 2100. Pengurangan 43 persen emisi pada 2030 diperlukan untuk membatasi pemanasan hingga 1,5 Celcius di atas suhu pra-industri. Peningkatan emisi sebesar 10,6 persen menunjukkan sedikit kemajuan. Penilaian PBB tahun lalu menemukan, negara-negara berada di jalur untuk menaikkan emisi sebesar 13,7 persen pada 2030.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement