REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Surat kabar Jepang Sankei melaporkan pemerintah Jepang dan China mulai merencanakan pertemuan Perdana Menteri Fumio Kishida dan Presiden Xi Jinping. Pertemuan tersebut kabarnya akan digelar pada pertengahan November.
Pada Jumat (4/11/2022) Sankei melaporkan pemerintah kedua negara mengatur pertemuan untuk digelar bersamaan dengan pertemuan internasional. Sankei yang mengutip sejumlah sumber menambahkan pertemuan digelar di sebuah negara di Asia Tenggara.
Saat ini Jepang sedang menghadapi tekanan kuat dari negara tetangganya, Korea Utara (Korut). Pada Kamis (3/11/2022) kemarin Surat kabar Nikkei melaporkan Kementerian Pertahanan Jepang sedang mempertimbangkan penyebaran rudal hipersonik pada 2030.
Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan pencegahan dan kemampuan serangan balik Jepang. Kemampuan counterforce sejak invasi Rusia ke Ukraina mengubah lingkungan keamanan global. Selain itu, serangkaian peluncuran rudal Korea Utara dan gerakan militer China telah mengancam Jepang.
Karena itu, Jepang berencana merevisi strategi keamanan nasional serta dokumen pertahanan utama lainnya pada akhir tahun. Rudal hipersonik dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan pada lintasan yang sulit dicegat.
Jepang dapat mengerahkan rudal jarak jauh di tiga negara bagian dengan mendapatkan Tomahawk buatan AS. Negeri Sakura juga dapat meningkatkan rudal permukaan-ke-kapal Tipe 12 untuk tahap kedua dengan memperluas jangkauannya hingga lebih dari 1.000 km (600 mil) dari saat ini kurang dari 200 km (60 mil).