Jumat 11 Nov 2022 03:23 WIB

Denny JA Melukis dengan Artificial Inteligence

Lukisan Denny JA bertema Cinta Ilahi

Lukisan Esai Denny JA bertema CInta Ilahi.
Foto: istimewa/tangkapan layar
Lukisan Esai Denny JA bertema CInta Ilahi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelopor puisi esai Denny JA kembali membuat terobosan dalam dunia seni. Setelah sebelumnya tradisi puisi esai, Denny JA yang juga konsultan politik, memopulerkan genre lukisan esai, melukis dengan artificial inteligence.

Sebanyak ">15 lukisan esai Denny JA, dengan tema Cinta Ilahi, dipajang di sana, digelar pada konferensi pers soal politik dan agama, Selasa (1/11/2022). Ini menjadi momen pertama serial lukisan esai Denny JA dilihat wartawan dan khalayak.

"Sejak lama menggandrungi Van Gogh. Sejak bersekolah di Amerika Serikat, saya mencari poster lukisannya di berbagai toko seni,” kata Denny JA dalam siaran pers, Jumat (4/11/2022)

Gaya lukisan Van Gogh, yang sering disebut dengan genre ekspresionisme, sangat disukai Denny JA. Dalam gaya ini, yang dilukis tak hanya realitas fisik sebuah obyek, tapi juga emosinya, gairahnya, gejolak batinnya.

Dipaparkan Denny JA, pada  2022 ini, ia banyak berkenalan dengan aplikasi lukisan, dengan bantuan artificial inteligence. Menurutnya, dengan keterampilan teknis melukis yang elementer, sejauh  memiliki konsep yang kuat, gabungan beberapa aplikasi lukisan itu dapat membantu.

Denny pun  mengeskpresikan cinta ilahi melalui lukisan gaya Van Gogh. Berbeda dengan Van Gogh, Denny  tak mulai melukis dari kanvas yang kosong.  Ia melukisnya di atas kanvas yang sudah bercorak dengan bantuan aplikasi lukisan.

Di atas lukisanpun, Denny bubuhkan potongan puisi, yang menyatu dengan gagasan utama lukisan. Sehingga menurut dia, ada empat karakter utama jenis lukisan yang ia beri nama lukisan isai.

Pertama, kata Denny, lukisan ini merupakan jenis lukisan hibrida., yaitu  lukisan yang dibantu oleh aplikasi digital, artificial inteligence. Goresan manual pelukis, kuas, warna dan tarikan garis tangannya, menjadi finishing touch saja dari lukisan itu.

Kedua, pesan utama lukisan juga diekspresikan dalam bentuk potongan puisi. Dalam lukisan itu, di atas kanvas, hadir teks puisi.

Ketiga, tak hanya isi puisi, tapi juga pemilihan huruf dan warna teks puisi itu menyatu dengan lukisan. Secara grafis, teks puisi itu menjadi bagian harmoni dari lukisan.

Keempat, judul lukisan tidak berada di luar kanvas. Judul lukisan tercantum dalam kanvas berupa potongan puisi itu sendiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement