Senin 07 Nov 2022 08:25 WIB

Setelah Twitter, Meta Bakal Umumkan PHK Besar-besaran

Ribuan orang diperkirakan akan kena dampak PHK Meta.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
 Foto selebaran yang disediakan oleh Meta menunjukkan logo merek perusahaan baru pada tanda di kantor pusat perusahaan yang diumumkan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg selama Konferensi virtual Connect 2021 di Menlo Park, California, AS, 28 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/META HANDOUT
Foto selebaran yang disediakan oleh Meta menunjukkan logo merek perusahaan baru pada tanda di kantor pusat perusahaan yang diumumkan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg selama Konferensi virtual Connect 2021 di Menlo Park, California, AS, 28 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan induk Facebook, Meta, akan mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar. Menurut The Wall Street Journal, perusahaan berencana memberhentikan ribuan karyawan.

Pengumuman tersebut akan datang pada Rabu. Saat ini, Meta memiliki tenaga kerja lebih dari 87 ribu. Langkhah itu bisa menjadi pengurangan tenaga kerja terbesar yang dilakukan oleh perusahaan teknologi tahun ini, melampaui PHK yang dilakukan oleh Twitter pada Jumat lalu. Seorang juru bicara Meta menunjukkan pernyataan yang dibuat oleh CEO Meta Mark Zuckerberg selama panggilan pendapatan kuartal ketiga (Q3).

Baca Juga

“Pada tahun 2023, kami akan memfokuskan investasi kami pada sejumlah kecil area pertumbuhan dengan prioritas tinggi. Jadi, itu berarti beberapa tim akan tumbuh secara signifikan, tetapi sebagian besar tim lain akan tetap datar atau menyusut selama tahun depan. Secara keseluruhan, kami berharap untuk mengakhiri tahun 2023 dengan ukuran yang kira-kira sama atau organisasi yang sedikit lebih kecil dari saat ini,” kata Zuckerberg saat itu.

Dilansir Engadget, Senin (7/11/2022), Meta tumbuh secara signifikan selama dua tahun pertama pandemi virus Covid-19 dengan menambahkan lebih dari 27 ribu karyawan pada tahun 2020 dan 2021. Proses perekrutan perusahaan berlanjut hingga sembilan bulan pertama tahun 2022, periode di mana Meta menghasilkan tambahan 15.344 karyawan.

Meskipun adanya penambahan tenaga kerja, hal itu tidak bisa mencegah penurunan pendapatan. Pada bulan Juli, perusahaan melaporkan penurunan pendapatan untuk pertama kalinya. Perusahaan menyalahkan kesulitan terbaru pada persaingan ketat dengan TikTok dan rilis fitur Transparansi Pelacakan Aplikasi Apple yang kontroversial.

Pada saat yang sama, tawaran Mark Zuckerberg di Metaverse sejauh ini gagal menciptakan peluang pendapatan baru bagi perusahaan walaupun telah menghabiskan banyak uang. Sejak awal tahun 2021, Meta telah menghabiskan 15 miliar dolar AS untuk membuat arus utama virtual dan augmented reality (AR) Perusahaan memperkirakan akan kehilangan lebih banyak uang untuk proyek tersebut pada tahun 2023.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement