Rabu 09 Nov 2022 17:34 WIB

Menkes Akui Jumlah Pasien Covid-19 Meningkat

Masyarakat kembali diimbau untuk memperketat protokol kesehatannya lagi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers di Kantor Kementrian Kesehatan, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan berdasarkan data per 21 Oktober 2022, jumlah kasus gangguan ginjal?akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak sebanyak 241 kasus di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari jumlah kasus. Kasus gagal ginjal akut itu diduga disebabkan senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) di atas ambang batas pada obat-obatan yang dikonsumsi.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers di Kantor Kementrian Kesehatan, Jakarta, Jumat (21/10/2022). Menkes Budi Gunadi Sadikin menyampaikan berdasarkan data per 21 Oktober 2022, jumlah kasus gangguan ginjal?akut progresif atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada anak sebanyak 241 kasus di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari jumlah kasus. Kasus gagal ginjal akut itu diduga disebabkan senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) di atas ambang batas pada obat-obatan yang dikonsumsi.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan terjadinya peningkatan kasus harian Covid-19 seiring merebaknya subvarian baru. Dia menyebut ada tiga subvarian baru.

Khusus di Indonesia ada satu yang mendominasi. Kebanyakan ditemukan di kota besar seperti Jakarta, Bali, dan Surabaya.

Baca Juga

"Jadi memang sekarang kasusnya naik disebabkan subvarian baru. Ada tiga, BA2.75, XBB, dan BQ1. Yang banyak di Indonesia adalah BQ1, banyak di Eropa dan Amerika dan XBB ada di Singapura," ujarnya di Kampus C Unair Surabaya, Rabu (9/11/2022).

Budi menyampaikan, subvarian baru itu memang ciri-cirinya ialah penularannya cepat. Budi memerinci, saat ini jumlah pasien Covid-19 yang dirawat mencapai 24 ribu pasien. Dari jumlah tersebut, yang masuk kategori kondisi berat sekitar 10 ribu pasien. Kemudian untuk jumlah pasien meninggal sejak Oktober sebanyak 1.300 orang.

"Itu untuk yang berat saya kaget, 40 persen ternyata belum vaksin, atau 70 persen belum booster. Yang meninggal dari 1.300 itu, 50 persen belum vaksin, dan 80 persen belum booster," ujar Budi.

Melihat fakta itu, Budi mengajak masyarakat yang belum vaksinasi segera melakukannya. Kemudian untuk masyarakat yang vaksinasinya belum lengkap, dimintanya untuk segera melengkapi.

"Yang belum vaksin cepat vaksin. Kalau punya orang tua belum vaksin, paksa vaksin, belum booster, paksa di-booster. Karena vaksinasi dan booster itu sangat mengurangi risiko masuk RS dan wafat," ujarnya.

Selain vaksin, Budi juga mengimbau masyarakat kembali memperketat protokol kesehatannya lagi "Jadi saran saya, tetap pakai masker. Karena kasusnya lagi naik cepat sekarang. Dan yang belum divaksin, harus segera vaksin," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement