Senin 14 Nov 2022 21:50 WIB

Angin Puting Beliung Melanda Pamekasan

Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Timur, termasuk Pulau Madura.

Angin puting beliung disertai hujan deras melanda Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (14/11/2022), menyebabkan aliran listrik di sejumlah kecamatan putus.
Foto: MgIt03
Angin puting beliung disertai hujan deras melanda Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (14/11/2022), menyebabkan aliran listrik di sejumlah kecamatan putus.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Angin puting beliung disertai hujan deras melanda Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Senin (14/11/2022), menyebabkan aliran listrik di sejumlah kecamatan putus. Angin puting beliung terjadi di Kecamatan Pademawu dan di Kecamatan Tlanakan

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan Budi Cahyono mengatakan, di Kecamatan Pademawu, angin puting beliung terjadi di pesisir pantai dan tidak menimbulkan korban jiwa. Proses kejadian terekam jelas oleh kamera warga yang melintas di sekitar lokasi bencana dan kejadian ini sempat menjadi tontonan warga sekitar.

Baca Juga

"Di Kecamatan Tlanakan juga sama, yakni terjadi di tengah laut," kata dia di Pamekasan, Jawa Timur, Senin (14/11/2022).

Selain angin puting beliung, hujan deras disertai angin kencang juga terjadi di sejumlah daerah dan memutus aliran listrik di Kecamatan Palengaan, Pamekasan. "Tapi saat ini sudah kembali normal, karena telah diperbaiki oleh petugas PLN," katanya.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Pamekasan Amin Jabir menjelaskan, berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur, termasuk di empat kabupaten di Pulau Madura hingga beberapa hari ke depan. "Berdasarkan rilis yang kami terima hari ini, potensi cuaca buruk ini, akan berlangsung hingga 20 November 2022," katanya.

Karena itu, sambung Jabir, pihaknya mengimbauagar masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak bencana hidrometeorologi tersebut. Berdasarkan penjelasan BMKG, sambung dia, atmosfer di wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.

Ini karena adanya pola siklonik di Laut Jawa yang menyebabkan daerah konvergensi serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Jatim. Aktifnya fenomena MJO (Madden Julian Oscillation), serta suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara kurang lebih 0.5 sampai dengan 2.5 derajat Celsius sehingga suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.

Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan awan cumulonimbus yang semakin intens dan dapat mengakibatkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung dan hujan es. "Berdasarkan perkiraan ini, daerah potensial yang terdampak angin kencang dan puting beliung adalah di daerah pesisir," katanya.

Kalaksa BPBD Pemkab Pamekasan Amin Jabir lebih lanjut menjelaskan, sejumlah wilayah yang patut diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi di antaranya, Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Kab. dan Kota Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya, Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Kabupaten Kediri. Selain itu, Kabupaten dan Kota Blitar, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Batu, Kabupaten dan Kota Malang, Kabupaten dan Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bangkalan, Pamekasan, Sampang dan Kabupaten Sumenep.

Jenis bencana hidrometeorologi yang dimaksud yakni genangan, banjir, banjir bandang, angin kencang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi. "BPBD Pamekasan telah menyampaikan sosialisasi tentang prakiraan dari BMKG kepada masyarakat dan telah membentuk posko koordinasi penanggulangan bencana," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement