Selasa 15 Nov 2022 14:19 WIB

Orang Tua dan Anggota PP Jadi Guru Dadakan di SDN Pondok Cina 1

Orang tua dan anggota Pemuda Pancasila menjadi guru dadakan di SD Pondok Cina 1 Depok

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Bilal Ramadhan
Orang tua murid memberikan penjelasan terkait mata pelajaran kepada siswa di SDN Pondok Cina 1, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (15/11/2022). Orang tua dan anggota Pemuda Pancasila menjadi guru dadakan di SDN Pondok Cina 1 Depok.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Orang tua murid memberikan penjelasan terkait mata pelajaran kepada siswa di SDN Pondok Cina 1, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (15/11/2022). Orang tua dan anggota Pemuda Pancasila menjadi guru dadakan di SDN Pondok Cina 1 Depok.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Ratusan siswa di SDN Pondok Cina 1, Depok melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tanpa dihadiri para guru dari sekolah, Selasa (15/11/2022). Ketiadaan guru membuat para wali murid dan anggota dari Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) mengajari para siswa secara sukarela.

"Kasihan, mau bagaimanapun anak-anak tetap harus belajar, apalagi tahun kemarin dirumahkan juga karena ada Covid-19. Kita akan mengajar di sini sampai kiranya guru hadir dan sudah ada kejelasan,"kata salah seorang anggota Sapma PP, Elsa kepada republika.co.id, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga

"Saran kita supaya anak-anak ini agar cepat bisa belajar biasa lagi, jangan sampai pendidikan, anak didik yang jadi korbannya," tambahnya.

Sementara orang tua siswa yang turut mengajar, Eka mengatakan, kondisi saat ini sangat disayangkan terutama karena ujian semester akan segera digelar pada Desember. Sehingga orang tua siswa tetap berupaya memberi materi pelajaran yang sesuai dengan buku panduan belajar untuk persiapan ujian.

"Karena sudah ada buku panduan dari buku agama juga kita sesuaikan apa yang diperintahkan. Kita mengulang pelajaran juga buat latihan anak-anak sampai kita tunggu keputusan buat anak-anak supaya bisa kembali kayak biasa," ujarnya.

Para orang tua murid mengaku akan tetap melakukan kegiatan belajar di SDN Pondok Cina 1 meski ada kebijakan pemkot untuk melebur kegiatan belajar siswa ke SDN Pondok Cina 3 dan 5.

"Kasihan anak-anak, mereka nggak mau dipisahkan. Terus juga takut ada bully juga karena memang lebih nyaman tempat sendiri,"ujarnya.

Ketiadaan guru dan staf sekolah ini disebabkan adanya kebijakan Pemkot Depok untuk merelokasi SDN Pondok Cina 1, sehingga kegiatan belajar dilebur dengan siswa lain di SDN Pondok Cina 3 dan 5. Para guru telah diarahkan ke dua sekolah tersebut, meskipun para wali murid menolak kebijakan pemkot.

Dikutip dari situs resmi Pemkot Depok, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Wijayanto sebelumnya telah menjelaskan, SDN Pondok Cina 1 akan direlokasi karena mempertimbangkan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan siswa. Terutama karena letak sekolah ini berada tepat di pinggir jalan Margonda Raya.

"Sementara siswa Kelas 3, 4, dan 5 di SDN Pondok Cina 3 dan Kelas 1, 2, dan 6 di SDN Pondok Cina 5," kata dia dalam jumpa pers tersebut.

Dia bahkan menjelaskan, pihaknya sedang merumuskan rencana penggabungan (merger) SD Negeri yang ada di Kelurahan Pondok Cina. Hal ini akan menyesuaikan dengan jumlah siswa dan sarana ruang belajar yang ada.

"Penggabungan (merger) baru bisa dilakukan Juni 2023 menyesuaikan Dapodik tahun ajaran baru. SDN Pondok Cina 1 ada 362 siswa, SDN Pondok Cina 3 ada 253 siswa, dan SDN Pondok Cina 5 ada 182 siswa," katanya.

Polemik ini juga berkaitan dengan pembangunan masjid di lokasi sekolah SDN Pondok Cina 1 oleh Pemkot Depok. Masjid bernama Masjid Jami Al Quddus rencananya akan mulai dibangun di lahan sekolah tersebut tahun depan.

Kepala Disrumkim Kota Depok, Dudi Mi'raz menjelaskan, pihaknya sudah mengambil langkah persiapan pembangunan Masjid Jami Al Quddus sejak November 2021. Kemudian pada 14 Februari 2022 bersurat ke Gubernur Jawa Barat dan pada Maret 2022 Gubernur Ridwan Kamil kunjungan kerja ke Kota Depok.

"Karena di Margonda Raya selama ini belum ada masjid, jadi Masjid Jami Al Quddus ini dapat dimanfaatkan untuk warga yang melintas dan masyarakat sekitarnya," katanya.

"Masjid Jami Al-Quddus akan berdiri diatas lahan seluas 1.603 meter persegi. Diperkirakan Agustus 2023 pembangunan Masjid telah selesai," tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement