REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Israel dan Yordania telah menandatangani declaration of intent untuk bekerja sama melestarikan serta melindungi Sungai Yordan. Deklarasi itu diteken di United Nations Climate Change Conference (COP27) yang digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir, Kamis (17/11/2022).
“Membersihkan polutan dan bahaya, memulihkan aliran air, dan memperkuat ekosistem alami akan membantu kita mempersiapkan diri serta beradaptasi dengan krisis iklim,” kata Menteri Perlindungan Lingkungan Israel Tamar Zandberg.
Rencana kerja sama terkait pelestarian Sungai Yordan yang diumumkan tidak spesifik. Dikatakan Israel dan Yordania telah berjanji untuk mencoba mengurangi polusi sungai dengan membangun fasilitas pengolahan air limbah. Kedua negara pun akan meningkatkan sistem saluran pembuangan guna mencegah kota-kota di tepi Sungai Yordan membuang limbah mentah ke aliran air.
Kantor berita Petra yang dikelola pemerintah Yordania mengatakan, rencana itu diharapkan akan meningkatkan pasokan air dan menciptakan lapangan kerja bagi mereka yang tinggal di kedua sisi Sungai Yordan, termasuk warga Palestina. Jalur air Sungai Yordan memisahkan Yordania ke timur dari Tepi Barat yang diduduki Israel.
Salah satu titik cekungan di sungai itu disebut merupakan lokasi pembaptisan Yesus Kristus. Banyak turis mengunjungi lokasi tersebut dan memberikan pendapatan bagi kedua negara.
Dalam beberapa tahun terakhir, air Sungai Yordan yang dulu deras telah menyusut drastis akibat pertumbuhan populasi dan perubahan iklim. Pada Kamis, Yordania melaporkan limpasan sungai telah anjlok hingga hanya 7 persen dari sebelumnya. Karena airnya masuk ke Laut Mati, levelnya turun tiga kaki per tahun.
Kerja sama air merupakan elemen kunci dari perjanjian perdamaian yang disepakati Yordania dan Israel pada 1994. Namun hubungan yang dingin antara kedua negara selama beberapa dekade terakhir memperumit upaya untuk meningkatkan pasokan air ke Sungai Yordan.