REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemampuan bahasa inggris dinilai penting untuk menangkap peluang pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Laporan Indonesia Economic Prospect oleh Bank Dunia, meski tengah menghadapi krisis perekonomian global, perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh sebesar 5,3 persen pada 2023.
Melihat pentingnya kecakapan berbahasa Inggris, EF Education First, sebuah perusahaan global penyedia layanan pengajaran bahasa kembali meluncurkan Laporan Indeks Kecakapan Bahasa Inggris atau EPI (English Proficiency Index) 2022. Melalui laporan ini, EF juga memberikan pemaparan tentang bagaimana dan di mana saja perkembangan Bahasa Inggris terjadi di dunia.
Operations Director EF Adults Indonesia Fanno Hendriawan mengatakan laporan ini menjadi upaya EF untuk memberikan tolok ukur bagi para pembuat kebijakan, komunitas, pendidik, dan pihak relevan lainnya untuk upaya pemerataan dan peningkatan kecakapan berbahasa Inggris di negara mereka.
“Kami harap laporan ini akan terus menjadi tolok ukur dan pengingat untuk meningkatkan keterhubungan manusia melalui pemahaman Bahasa Inggris sebagai bahasa global,” ujarnya, Kamis (17/11/2022).
Dalam peluncuran laporan EPI 2022, EF turut memaparkan pentingnya penguasaan bahasa Inggris guna meningkatkan daya saing tenaga kerja. Sementara itu Academic Operation Manager EF English First Indonesia Yunita Yanti menambahkan berbagai proses dan istilah dalam dunia kerja tidak mudah dijelaskan menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris tingkat dasar.
“Kami percaya bahwa kemampuan bahasa Inggris dapat membantu seseorang meningkatkan daya saingnya di dunia kerja baik pada entry level atau managerial level. Kemampuan tersebut dapat mendukung proses komunikasi yang lebih kompleks di tempat kerja, membantu proses membangun relasi dengan rekan kerja dan atasan, mendapatkan kesempatan untuk merepresentasi perusahaan untuk pihak asing, mempermudah proses peningkatan skill, dan menemukan kesempatan kerja yang lebih luas,” ucapnya.
Dari laporan EPI didapat data bahwa Indonesia menempati peringkat ke 81 dari 111 negara, atau turun satu peringkat dibandingkan dengan posisinya di tahun lalu. Di Asia, Singapura masih menempati urutan teratas, dan Indonesia di peringkat 15 dari 24 negara.
Indonesia, dalam laporan itu, memiliki skor 469 dari 800 atau bertambah tiga poin dari tahun lalu yaitu 466. Skor Indonesia berada di urutan menengah atau setara dengan tingkat B1 dalam Common European Framework for Reference. Masih sama seperti tahun lalu, skor tersebut berada di bawah rata-rata skor regional Asia atau 500.
Penurunan peringkat Indonesia saat ini, jelas Yunita, bisa ditingkatkan melalui pemilihan metode pembelajaran yang lebih tepat dan membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan. EF melihat bahwa mempelajari sebuah bahasa asing membutuhkan usaha yang konsisten.
“Misalnya, siswa di tingkat awal mampu memperkenalkan rekan kerja dalam situasi profesional, memberikan gambaran singkat tentang pengalaman kerja mereka, dan membaca kartu nama setelah mengambil kelas tersebut,” ucapnya.
Head of Academic Affairs David Bish menambahkan EF EPI Report 2022 menemukan korelasi atas pentingnya penguasaan bahasa Inggris bagi para tenaga kerja di Indonesia. Saat ini, di Indonesia ditemukan kondisi yang unik, berkaitan dengan kecakapan bahasa inggris itu.
“Memiliki kondisi generation gap yang unik dibandingkan negara lain di Asia. Masyarakat 18-20 tahun memiliki tingkat kecakapan yang jauh lebih rendah daripada kelompok 26-30 tahun. Ini menunjukan bahwa perkembangan kemampuan bahasa Inggris tidak terjadi di bangku sekolah, melainkan saat memasuki dunia kerja,” ucapnya
Berdasarkan Laporan EF EPI disusun berdasarkan data dari EF Standard English Test (EF SET) atau model tes mengukur kemampuan Bahasa Inggris lainnya yang disediakan oleh EF. EF SET adalah tes kemampuan membaca dan mendengarkan dalam bahasa Inggris.