Jumat 18 Nov 2022 13:32 WIB

Pateemoh, Gubernur Muslimah Pertama di Thailand

Pateemoh ditunjuk sebagai gubernur wilayah Pattani Selatan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Pateemoh Sadeeyamu (57 tahun) telah ditunjuk sebagai gubernur baru provinsi Pattani selatan di Thailand. Ia adalah gubernur wanita Muslim pertama Thailand.
Foto: @Patimah Sadeeyamu/Facebook
Pateemoh Sadeeyamu (57 tahun) telah ditunjuk sebagai gubernur baru provinsi Pattani selatan di Thailand. Ia adalah gubernur wanita Muslim pertama Thailand.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pateemoh Sadeemayu (57 tahun) ditunjuk sebagai gubernur Muslimah pertama di Thailand. Pateemoh ditunjuk sebagai gubernur wilayah Pattani Selatan. 

Dilansir di Anadolu, Jumat (18/11/2022), ditunjukknya Pateemoh sebagai gubernur merupakan tanda peningkatan keikutsertaan wanita Islam dalam politik di Negeri Gajah Putih tersebut. Kabinet Thailand menyetujui elevasi pada awal pekan ini, yakni pada Selasa (15/11/2022).

Baca Juga

Dengan karir selama hampir 29 tahun di Kementerian Dalam Negeri negara mayoritas Buddha, Pateemoh sebelumnya menjabat sebagai wakil gubernur provinsi Narathiwat. “Ini adalah perkembangan yang sangat besar. Menjadi seorang Islam dan seorang wanita memiliki banyak tantangan dalam politik Thailand,” kata Wakil Dekan Akademik, Penelitian dan Luar Negeri di Universitas Prince of Songkla, Pattani, Yasmin Sattar. 

Dia melanjutkan bahwa masyarakat Thailand bisa melihat peningkatan perempuan Muslim dalam politik. Dari 77 provinsi, empat provinsi selatan Pattani, Yala, Narathiwat, dan Songkla telah mengalami konflik selama beberapa dekade dengan Front Revolusioner Nasional sebagai kelompok pemberontak utama. Peninggian Sadeeyamu sebagai gubernur provinsi dipandang dapat menimbulkan persepsi positif banyak Muslim.

Mengenai upaya perdamaian antara pemerintah Thailand dan kelompok pemberontak di wilayah selatan, Sattar menilai bahwa penunjukkan Pateemoh dapat menimbulkan efek positif terhadap citra negara. "Hal ini dapat menyebabkan lebih banyak kepercayaan pada negara Thailand, yang sangat penting untuk mengakhiri konflik," kata Sattar. 

Pateemoh memulai karir pada tiga dekade lalu. Dia kerap menjadi pejabat publik dan melayani di provinsi selatan Ranong, Yala, dan Pattani. Dia juga menjabat sebagai direktur kantor Pusat Administrasi Provinsi Perbatasan Selatan sebelum) akhirnya diangkat sebagai wakil gubernur provinsi Phatthalung dan kemudian Narathiwat dari mana dia dipilih untuk mengepalai provinsi Pattani. 

Pemberontakan di Thailand selatan berawal pada tahun 1948 sebagai konflik etnis dan agama di wilayah sejarah Melayu Patani. Provinsi Pattani Selatan, Yala, Narathiwat, dan Songkhla memiliki komunitas Melayu-Muslim yang besar. Yaknu Patani dengan 1,4 juta penduduk, menurut data pemerintah. 

Pemerintah Thailand memberlakukan darurat militer di tiga provinsi mayoritas Muslim di Thailand Selatan yakni Pattani, Narathiwat, dan Yala – menyusul kekerasan mematikan pada tahun 2004. Menurut kelompok pemantau Deep South Watch, lebih dari 7.000 orang tewas dan 13 ribu terluka dalam konflik bersenjata dari 2004-2020.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement