Jumat 18 Nov 2022 21:03 WIB

Menkes: Bjorka Hanya Cari Popularitas

Menkes membantah jika data PeduliLindungi telah diretas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membantah kebocoran data PeduliLindungi (PL) yang diretas hacker Bjorka. Mantan Wakil Menteri BUMN itu menilai, apa yang dilakukan Bjorka hanya ingin menarik perhatian publik dan mencari popularitas. Karena, hingga kini tidak ada kebocoran dari aplikasi yang dikelola Kemenkes tersebut.

"Jadi saya rasa, apakah itu untuk popularitas? Karena sejauh ini kami enggak temukan crash data yang dikeluarkan itu bukan datanya kami. Kalau bicara tindakan apa, ya kami enggak ngapa-ngapain. Kami sudah cek bukan data kami," kata Budi saat ditemui di Jakarta, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga

Budi sangat meyakini data yang dimiliki hacker Bjorka bukan milik PeduliLindungi. Kepastian itu didapatkan setelah pihaknya mengecek langsung ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). "Saya sudah minta BSSN untuk segera cek dan kami tidak menemukan adanya crash itu," jelasnya dia.

Sebelumnya, Bjorka mengeklaim telah membocorkan 2,3 miliar pengguna aplikasi PeduliLindungi, sebanyak 48 gigabyte data telah terkompresi, 175 gigabyte data tidak terkompresi dengan total 3.250.144.777 data. Data tersebut disebut bocor dengan format CSV yang terdiri atas email, Nomor Induk Kependudukan (NIK), identitas akun PeduliLindungi, status COVID-19, riwayat perjalanan, pelacakan kontak, sampai vaksinasi

Di antara data PeduliLindungi yang dibocorkan Bjorka dalam situs BreachForums terdapat milik Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, serta YouTuber Deddy Corbuzier.

Data PeduliLindungi yang ada di tangan Bjorka meliputi data pengguna atau (94 juta), akun yang diurutkan (94 juta), data vaksinasi 209 juta, riwayat check-in (1,3 miliar), dan riwayat pelacakan kontak (1,5 miliar).

Dian Fath Risalah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement