REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, Himmatul Aliyah, mendengar aspirasi dari warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Malaysia. Salah satunya terkait program perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia.
"Bilamana ada aspirasi dari masyarakat Indonesia di Malaysia yang akan diperjuangkan, mari kita perjuangkan. Oleh karena itu, pertemuan ini menjadi salah satu ajang kita saling bersilaturahim dan saling bertukar pikiran,"ujar wanita yang juga merupakan anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI.
Menurut anggota Komisi X DPR RI itu, sinergitas antara masyarakat dengan legislator yang diwakili itu harus berjalan efektif. Sehingga, apabila ada hal terkait kebijakan, aturan, ataupun program bisa dikomunikasikan secara baik.
"Silakan sampaikan aspirasi apa saja, tidak harus bidang yang dinaungi oleh Komisi X DPR RI seperti pendidikan, kepemudaan, dan olahraga, tapi juga hal-hal lain di luar itu. Dan nanti akan saya sampaikan aspirasi-aspirasi tersebut kepada kolega saya di Komisi terkait," jelas Himma.
Beberapa aspirasi yang disampaikan peserta antara lain pentingnya jaminan keamanan bagi suporter Indonesia yang mendukung tim nasional Indonesia yang berlaga di Malaysia. Peserta juga menyampaikan aspirasi mengenai perlunya pemerintah memberi anggaran kepada sanggar-sanggar belajar bagi warga Indonesia di Malaysia.
Peserta juga menyampaikan agar pemerintah menganggarkan program perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia. Mengingat rekrutmen pekerja migran banyak dilakukan melalui sekolah-sekolah, pemerintah diminta memasukkan pendidikan mengenai pekerja migran dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Peserta juga menyampaikan perlunya buku-buku untuk perpustakaan yang mendukung kegiatan pendidikan bagi warga Indonesia di Malaysia.
"Insya Allah setelah ini saya akan komunikasikan semua aspirasi yang ibu bapak sampaikan kepada kementerian lembaga terkait nanti. Ini saya lakukan untuk kebaikan kita bersama dalam menjamin keamanan, perlindungan, dan kesejahteraan para pekerja migran di Malaysia," tutup Himma.