REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — CEO Twitter serta Tesla, Elon Musk, menuding Apple hendak memblokir Twitter dari Apple store, tanpa memerinci alasan Elon yang menyebut latar belakang perusahaan itu berhenti beriklan di media sosial. Menurut Elon, Apple telah menekan Twitter atas tuntutan moderasi konten.
"Apple menghentikan iklan di Twitter. Apakah mereka membenci kebebasan berbicara di Amerika?" tanya Musk dalam akun Twitternya dikutip Reuters, Selasa (29/11/2022).
Tak mendapatkan jawaban, Musk langsung menandai akun CEO Apple Tim Cook di tweet-nya yang lain dan mempertanyakan hal tersebut. Aral melintang, anggapan dari orang terkaya di dunia itu belum digubris oleh Apple.
Pasalnya, Apple hingga kini diketahui kerap meningkatkan peraturan soal pembatasan aplikasi tertentu, seperti Gab dan Parler yang dihapus dari Apple App karena sempat memperbarui konten dan praktik moderasi di aplikasinya. Salah satu profesor hukum dari University of Chicago Randal Picker mengatakan pengaturan yang dikeluarkan Apple menyoal Twitter ini belum jelas dan belum diketahui arah tujuannya.
Apalagi, selama sepekan iklan Twitter dalam rentang 10-16 November lalu iklan Twitter menjadi USD 131.600 (Rp 2 miliar) turun dari total iklan Apple di Twitter pada 16-22 Oktober sebesar USD 220.800 atau Rp 3,5 miliar. Berdasarkan data Washington Post, pada kuartal pertama tahun 2022 Apple merupakan pengiklan teratas di Twitter, dan menghabiskan dana USD 48 juta, selain menyumbang lebih dari 4 persen dari total pendapatan untuk periode tersebut. Saat dikonfirmasi laporan penurunan ini, Apple tak menanggapinya juga.
Selain Apple, perusahaan dari General Mills (GIS.N) hingga pembuat mobil mewah Audi of America juga telah menghentikan iklan di Twitter sejak akuisisi besar-besaran oleh Elon Musk. Menurut Musk, hingga bulan ini Twitter telah mengalami penurunan pendapatan besar-besaran mengingat 90 persen pendapatan Twitter berasal dari iklan.