Jumat 02 Dec 2022 00:35 WIB

Korut Siapkan Pertemuan Besar Sebelum Akhir Tahun

Kim Jong-un menyerukan konferensi politik besar sebelum akhir tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyerukan konferensi politik besar sebelum akhir tahun.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyerukan konferensi politik besar sebelum akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menyerukan konferensi politik besar sebelum akhir tahun. Acara ini diharapkan untuk mengatasi hubungannya yang semakin tegang dengan Washington dan Seoul atas perluasan program nuklir dan misil.

Media pemerintah Korut KCNA mengatakan pada Kamis (1/12), Kim memimpin pertemuan Politbiro Partai Buruh yang berkuasa dengan para anggota meninjau implementasi kebijakan negara pada 2022 pada Rabu (30/11/2022). Hasil dari pembahasan itu, anggota partai memutuskan untuk mengadakan pertemuan pleno yang lebih besar dari Komite Pusat pada waktu yang tidak ditentukan pada akhir Desember.

Kim dalam beberapa tahun terakhir telah menggunakan konferensi politik pada akhir Desember atau awal Januari untuk meninjau urusan negara. Acara ini juga akan mengungkapkan tujuan terpentingnya dalam kebijakan ekonomi dan luar negeri serta pengembangan senjata.

Ada kemungkinan bahwa pertemuan tersebut menggantikan fungsi pidato Hari Tahun Baru yang akan disampaikan Kim. Momen ini telah dia lewatkan sejak 2020 setelah menggunakan acara itu selama bertahun-tahun untuk mengeluarkan pengumuman besar.

Laporan KCNA tentang komentar Kim selama pertemuan Politbiro tidak mencakup rincian spesifik tentang apa yang akan dibahas dalam pleno partai. Mereka juga tidak menyebutkan komentar kritis terhadap Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

KCNA mengatakan, Kim menggambarkan 2023 sebagai tahun yang penting untuk mencapai tujuan yang ditetapkan di bawah rencana lima tahun yang ditetapkan selama kongres partai yang berkuasa pada Januari 2021. Pasa saat itu dia berjanji untuk mengubah ekonominya dan juga memperkuat penangkal nuklirnya dalam menghadapi AS. Selama kongres itu, Kim mengeluarkan daftar panjang persenjataan canggih, termasuk rudal balistik antarbenua yang lebih kuat, senjata hipersonik, kapal selam bertenaga nuklir, satelit mata-mata, dan senjata nuklir taktis.

Laporan KCNA menyatakan, memberikan perhatian pada 2023 adalah tahun bersejarah. Tahun depan akan menjadi momen menandai peringatan 75 tahun berdirinya Korut dan peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Korea 1950-1953.

"Jaminan yang menentukan untuk pemenuhan rencana lima tahun harus ditata untuk tahun yang akan datang," ujar Kim melalui laporan KCNA.

Kim juga menegaskan, Korut tahun ini mengatasi kemalangan yang belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam keadaan internal maupun eksternal. Halangan ini dinilai untuk mencapai kemajuan dalam pembangunan nasional dan meningkatkan prestise dan kehormatan negara.

Pyongyang telah meningkatkan pengujian rudal ke rekor kecepatan tahun ini, mengeksploitasi perpecahan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Tindakan ini diperburuk oleh perang Rusia di Ukraina untuk mempercepat pengembangan senjata dan menekan AS dan Korsel.

Lusinan uji coba rudal Korea Utara yang dilakukan tahun ini termasuk beberapa peluncuran ICBM dengan jangkauan potensial untuk mencapai daratan AS dan rudal jarak menengah yang diterbangkan di atas Jepang. Pyongyang juga telah melakukan rentetan peluncuran jarak pendek yang digambarkannya sebagai simulasi serangan nuklir terhadap target Korsel dan AS.

Pyongyang bereaksi dengan marah terhadap perluasan latihan militer gabungan Seoul dan Washington yang dinilai sebagai latihan untuk potensi invasi.  Negosiasi nuklir antara Washington dan Pyongyang telah terhenti sejak 2019 karena ketidaksepakatan atas pelepasan sanksi pimpinan yang melumpuhkan sebagai imbalan atas menghentikan program senjata nuklir dan misilnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement