Rabu 07 Dec 2022 08:20 WIB

Pemimpin Tertinggi Iran Dorong Revolusi Struktur Budaya

Iran telah diguncang kerusuhan sejak kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan rekonstruksi revolusioner dari sistem budaya negara pada Selasa (6/12/2022).
Foto: EPA-EFE/Iranian supreme leader office
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan rekonstruksi revolusioner dari sistem budaya negara pada Selasa (6/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan rekonstruksi revolusioner dari sistem budaya negara pada Selasa (6/12/2022). Desakan ini muncul saat Iran menghadapi protes nasional berkepanjangan yang menekan pihak berwenang.

"Penting untuk merevolusi struktur budaya negara dewan tertinggi harus mengamati kelemahan budaya di berbagai bidang negara," kata Khamenei dalam pertemuannya dengan dewan budaya negara.

Baca Juga

Sebelum muncul pernyataan tersebut, juru bicara kantor pusat Iran untuk Mempromosikan Kebajikan dan Mencegah Kejahatan yang mengawasi penerapan fatwa Ali Khanmohammadi mengatakan pada Senin (5/12/2022), era polisi moralitas telah berakhir. Namun nantinya akan ada metode lain untuk menegakkan aturan berpakaian.

"Keputusan sedang dibuat untuk menghadapi pelanggaran hijab oleh sekelompok kecil perempuan, para pejabat tidak bisa tetap acuh tak acuh terhadap pelanggaran ini," kata Khanmohammadi.

Iran telah diguncang kerusuhan sejak kematian perempuan Kurdistan Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral pada 16 September. Kematiannya telah memicu kerusuhan yang sering kali berbuah kekerasan di berbagai kota.

Dalam gerakan protes terbaru, toko-toko di Iran menutup pintu di beberapa kota pada Senin. Akun Twitter dengan 380 ribu pengikut yang berfokus pada protes 1500tasvir membagikan video toko-toko yang tutup di area komersial seperti Bazaar Teheran, dan kota-kota besar lainnya seperti Karaj, Isfahan, Mashhad, Tabriz, dan Shiraz.

Tindakan ini pun mendapatkan tanggapan Kepala Kehakiman Iran Gholamhossein Mohseni Ejei yang menyatakan, perusuh mengancam pemilik toko untuk menutup bisnis. Ejei menyatakan, pihak yang membuat bisnis terhenti akan segera ditangani oleh badan kehakiman dan keamanan. Dia menegaskan pengunjuk rasa yang dihukum mati akan segera dieksekusi. Demonstrasi telah menjadi salah satu tantangan terkuat bagi Teheran sejak revolusi 1979. 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement