Senin 12 Dec 2022 14:15 WIB

Pasien RSL BSMI Cianjur Keluhkan ISPA

Ada 1.500 pasien yang dilayani tim medis sejak hari pertama gempa

RSL BSMI Cianjur
Foto: Dok BSMI
RSL BSMI Cianjur

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) masih mengoperasikan Rumah Sakit Lapangan untuk melayani korban gempa Cianjur pada hari ke-19 sejak terjadiny gempa Cianjur 21 November lalu. 

Ketua Umum DPN BSMI M Djazuli Ambari mengatakan, RS Lapangan BSMI masih melayani pasien yang setiap hari masih berdatangan ke RS Lapangan. Total, sudah 1.500 pasien yang dilayani tim medis BSMI sejak hari pertama terjadi gempa. 

Ia mengungkapkan, selain RS Lapangan tim medis BSMI juga terus melakukan mobile clinic dengan mengunjungi langsung tenda-tenda pengungsian yang sulit dijangkau. 

"Relawan medis BSMI melakukan mobile clinic juga dengan sepeda motor medis karena beberapa lokasi yang sulit dijangkau dengan kendaraan roda empat," ungkap Djazuli dalam keterangannya, Senin (12/12).

Ia mengatakan rata-rata penyakit yang dikeluhkan pengungsi adalah ISPA, gatal-gatal, hipertensi, batuk, flu dan perawatan luka luar. Beberapa pasien yang terluka karena tertimpa reruntuhan bahkan ada yang sampai perawatan lebih lanjut karena belum ada tindakan medis yang memadai. 

"Tim medis juga menyediakan layanan fisioterapi dan pendampingan untuk rawat luka. Ada pasien yang baru selesai tindakan operasi dan memerlukan pendampingan intensif. BSMI juga membagikan tongkat berjalan bagi pasien yang membutuhkan," terang dia. 

Selain bantuan tindakan medis di RS Lapangan dan mobile clinic, BSMI juga menyalurkan bantuan logistik berupa sembako, alas tidur, selimut dan kebutuhan dapur umum. 

"Alas tidur dan selimut masih dibutuhkan para penyintas hingga kini karena cuaca hujan, demografi Cianjur juga termasuk wilayah dingin dan sempat ada laporan anak-anak kedinginan di tenda-tenda pengungsian," kata Djazuli. 

Ia juga menyebut, BSMI menyalurkan bantuan MCK semi permanen untuk kebutuhan para penyintas dan pembangunan mushala darurat untuk kebutuhan ibadah penyintas. 

"MCK ini kebutuhan urgent karena masih banyak dibutuhkan. Saat ini satu MCK semi permanen bisa melayani satu pos pengungsian yang bisa dihuni hingga 500 orang. Sehingga memang butuh pembangunan MCK terutama di shelter shelter yang nanti akan dibangun hunian sementara," ungkap Djazuli.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement