REPUBLIKA.CO.ID, ABUDHABI–Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel telah mengesahkan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antar dua negara.
Keputusan ini dijelaskan Menteri Perdagangan Luar Negeri Thani Al Zeyoudi di Twitter pada Ahad (11/12/2022).
Perjanjian perdagangan bebas, yang pertama kali ditandatangani pada Mei, akan menghapus atau mengurangi tarif atas 96 persen barang yang diperdagangkan antar negara.
“Perdagangan non-minyak antara Uni Emirat Arab dan Israel mencapai Rp 31 triliun dalam sembilan bulan pertama 2022, naik 114 persen dari periode yang sama pada tahun 2021... [Perjanjian] akan mempercepat kemajuan ini karena kami menciptakan peluang di sektor-sektor utama seperti negara maju, berupa teknologi, energi terbarukan, dan ketahanan pangan," kata Al Zeyoudi dilansir dari The New Arab, Ahad (11/12/2022).
Pada awal tahun ini, Presiden Israel Isaac Herzog menjadi presiden Israel pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Uni Emirat Arab (UEA). Dalam kunjungannya, Herzog bertemu Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed dan pejabat-pejabat tinggi UEA lainnya.
Dalam kesempatan itu, ia memuji hubungan kedua negara yang semakin erat sejak normalisasi diplomatik pada September 2020. Beberapa parameter hubungan itu dapat dilihat dari nilai perdagangan yang meningkat serta kunjungan warga Israel ke UEA yang terus meningkat
“Perdagangan kita (Israel-UEA) telah melampaui lebih dari 1 miliar dolar AS. Lebih dari 120 perjanjian ditandatangani dan dana 100 juta dolar AS (untuk penelitian dan pengembangan) telah dibentuk baru-baru ini,” katanya saat hadiri di acara Dubai Expo 2020, Senin (31/1/2022).
Dia mengungkapkan, sejauh ini sekitar 250 ribu warga Israel telah mengunjungi UEA. Herzog berharap warga UEA pun akan mengunjungi Israel setelah pembatasan perjalanan terkait pandemi Covid-19 dilonggarkan.
Herzog tiba di Abu Dhabi pada Ahad (30/1). Pada Desember lalu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga telah mengunjungi UEA. Ia menjadi pemimpin pertama Israel yang melakukan kunjungan ke negara Teluk tersebut. Bennett mengungkapkan, sejak Israel dan UEA melakukan normalisasi diplomatik pada September 2020, hubungan kedua negara kian erat. Dia berharap kerja sama bilateral bisa diperkuat lagi.
Baca juga: Hidayah adalah Misteri, Dunia Clubbing Pintu Masuk Mualaf Ameena Bersyahadat
Uni Emirat Arab dan Israel menormalisasi hubungan di bawah Kesepakatan Abraham yang ditengahi oleh mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2020.
Sejak saat itu, kedua negara telah menjalin hubungan erat di berbagai bidang termasuk pariwisata, energi, pengawasan, dan teknologi militer.
Kesepakatan normalisasi yang kontroversial, juga ditandatangani Bahrain dan Maroko, dikecam seluruh faksi Palestina sebagai pengkhianatan terhadap tujuan mereka.
Sementara seorang akademisi populer yang berbasis di Dubai, Abdulkhaleq Abdulla mengatakan orang-orang Uni Emirat Arab berpaling dari Israel dan normalisasi hubungan dengan otoritas pendudukan. Meskipun kedua negara sepakat untuk normalisasi hubungan sejak 2020.