Selasa 13 Dec 2022 17:06 WIB

Gerak Cepat Heru Budi Pimpin DKI: Copot Pejabat Era Anies, Ganti Slogan 'Kota Kolaborasi'

Slogan 'Kota Kolaborasi' diganti dengan 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'.

Red: Andri Saubani
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (tengah) memotong tumpeng saat acara penyambutan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/10/2022). Heru Budi Hartono dilantik sebagai Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan.
Foto:

Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli, mengkritik penggantian slogan DKI menjadi ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’. Menurutnya, slogan baru yang menggantikan ‘Kota Kolaborasi’ itu tidak memotivasi warga DKI untuk memajukan Jakarta.

“Slogan baru tidak keren, tidak memotivasi warga Jakarta,” kata Taufik kepada awak media, Senin (12/12/2022).

Menurutnya, hal itu berbeda dengan slogan Jakarta sebelumnya 'Kota Kolaborasi Maju Kotanya Bahagia Warganya' yang mengajak bersama berkolaborasi. Ihwal demikian, dalam slogan yang baru ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’  kata dia, tidak memotivasi harapan warga DKI agar mendapat kehidupan yang lebih baik.

“Bandingkan dengan Jakarta kota berkolaborasi. Bandingkan dengan 'Maju Kotanya Bahagia Warganya'. Mungkin Pemda DKI sekarang sulit mencari konsultan branding,” jelasnya.

Sementara itu anggota Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh mengatakan, penggantian slogan yang ada saat ini, berkesinambungan dengan Jakarta 'Kota Kolaborasi'. Sehingga, diharapkannya bahwa semua satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada bisa mengatasi masalah utama di DKI nantinya.

“Artinya kalau slogan saja antara 'Kota Kolaborasi' dan slogan baru ini sama-sama ada konektivitas gitu kan. Sama-sama membenahi Jakarta, tidak ada perbedaan,” kata Nova.

Menurut Nova, semua pemimpin baru yang ingin menunjukkan eksistensinya. Dia menilai, Pj Gubernur Heru Budi memiliki hak untuk mengubah slogan DKI Jakarta.

“Saya bilang tadi hanya dimodifikasi saja, dan tujuannya saya kira sama nggak ada beda,” ucapnya.

Terpisah, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, mengatakan, perubahan slogan ‘Kota Kolaborasi’ menjadi yang baru ditujukan agar semakin menyukseskan Indonesia ke depan. Pasalnya, 'Kota Kolaborasi' yang telah sukses membawa berbagai program, sudah bisa menjadi fondasi tujuan yang lebih besar melalui slogan baru.

“Setelah ini dinaikkan jadi kota kolaborasi untuk Indonesia. Jadi slogan saling menguatkan,” kata Gembong.

Menurutnya, slogan ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’ mengandung arti suksesnya kolaborasi yang dilandasi di Jakarta. Oleh sebab itu, dia menilai baik penggantian slogan itu.

Nggak ada ngilangin warisan (Anies) motif itu nggak ada,” katanya.

“Justru era Anies ada upaya sistematis menghilangkan jejak Ahok,” kata Gilbert menambahkan.

Dia membantah anggapan pada masa Heru menjabat, jasa-jasa Anies dihilangkan secara serentak. Alih-alih demikian, dia menyebut, masa bakti Pj Gubernur Heru di Jakarta selama lebih dari 30 tahun sudah terpercaya di Jakarta.

“Saya yakin tidak ada upaya Pemprov DKI untuk menghilangkan (jejak Anies di Jakarta),” jelas dia.

Gilbert meminta, tidak ada upaya playing victim dari pendukung Anies setelah mantan Mendikbud itu tidak memimpin Jakarta. Dia menegaskan, cara tersebut cenderung sudah basi setelah digunakan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dulu.

“Pejabat DKI sekarang masih 99 persen yang diangkat Anies,” tutur Gilbert.

Adapun, pengamat kebijakan publik, Adib Miftahul mengkritik perubahan slogan Jakarta oleh Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono menjadi ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’. Menurutnya, langkah yang diambil dari Pemprov DKI ini menunjukkan kelemahan utama setiap pemerintah daerah yang kerap membuat kebijakan fiktif.

“Kebijakan fiktif ini lebih kepada untuk nyari panggung, ini kan nggak bagus,” kata Adib ketika dikonfirmasi, Selasa (13/12/2022).

Dia menambahkan, ihwal mengganti nama atau slogan hingga rotasi pejabat yang dekat dengan Anies, akan lebih baik jika Heru melanjutkan kebijakan strategis. Selama Anies menjabat, Adib menyebut ada beberapa program yang sebaiknya bisa dilanjutkan.

“Kalau warisan Anies baik ya lanjutkan, kalau jelek ya tinggalkan. Dulu Anies juga saya kritik soal ganti slogan rumah sakit jadi rumah sehat untuk Jakarta,” kata Adib.

Adib menyarankan, agar Heru bisa berfokus pada tugasnya di Jakarta. Selain beberapa tugas yang diberikan Presiden Jokowi, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) lapangan pekerjaan hingga pelayanan mudah seharusnya bisa difokuskan. 

“Itu yang harusnya dikerjakan,” ucapnya.

 

photo
Cagar budaya Jakarta - (Republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement