Rabu 14 Dec 2022 14:54 WIB

Pasca-bom Bandung, DKI Antisipasi Pengamanan Jelang Nataru

Berbagai pertemuan dengan Forkopimda telah dilakukan terkait pengamanan Nataru.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat meninjau beberapa lokasi di Jakarta.
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat meninjau beberapa lokasi di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pihaknya sejauh ini sedang berkoordinasi untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru (Nataru) pasca-bom bunuh diri di Bandung. Menurutnya, berbagai pertemuan dengan Forkopimda telah dilakukan sejauh ini.

“Pasti nanti, kami ada waktunya. Pak Asisten pemerintahan juga rapat rutin terus dengan Polda dan Pangdam,” kata Heru kepada awak media di Balai Kota, Rabu (14/12).

Menyoal kesiapan, lanjut dia, sudah direncanakan dalam beberapa pertemuan pimpinan daerah. Menyoal patroli dan jadwal rangkaian untuk menyapa dan keliling memantau kondisi Nataru di Jakarta, Heru klaim juga akan dilakukan ke beberapa titik.

“Mungkin di jalan MH Thamrin ada kegiatan, dan kami mungkin ada beberapa (kegiatan lain) di Ancol, TMII atau lainnya,” lanjut Heru.

Namun demikian, jadwal-jadwal dan rencana yang ada tersebut dinilai Heru masih akan dimatangkan. Asisten pemerintahan hingga Dinas Pariwisata DKI, kata Heru, juga akan mengoordinasikan lebih jauh.

Dirinya belum memerinci bagaimana kegiatan yang disemarakan menggunakan kembang api saat Nataru. Ihwal demikian, pihaknya menjanjikan ada beberapa acara yang bisa digelar di beberapa titik.

Sementara itu, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyoroti persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di DKI Jakarta. Pihaknya, kata Gembong, meminta ada persiapan dan keamanan yang matang.

“Kalau mau diadakan perayaan Nataru 2022-2023, Pemprov DKI harus menjamin perayaan itu mengandung keamanan dan kenyamanan,” kata Gembong.

Dia menambahkan, perayaan tersebut memang tidak begitu dipermasalahkan saat ini, mengingat pandemi yang tidak seperti dua tahun terakhir. Namun demikian, dia menyebut perlu ada keamanan dan kenyamanan yang menjadi prioritas. “Jadi harus ada kepastian,” ujar dia.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement