Kamis 15 Dec 2022 05:55 WIB

Data FBI tentang Kejahatan Rasial Terhadap Muslim Tuai Kritik

Diperkirakan 56 persen kejahatan kebencian tidak dilaporkan kepada pihak berwenang.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Markas besar FBI di Washington DC, Amerika Serikat. Data FBI tentang Kejahatan Rasial Terhadap Muslim Tuai Kritik
Foto: VOA Chinese Wang Nan
Markas besar FBI di Washington DC, Amerika Serikat. Data FBI tentang Kejahatan Rasial Terhadap Muslim Tuai Kritik

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- FBI telah memperkenalkan sistem yang dirancang untuk memantau dan mencatat kejahatan kebencian. Pejabat dari Komite Anti-Diskriminasi Arab Amerika menyampaikan sistem tersebut masih dirancang dan terus berkembang.

FBI telah mengumpulkan data dari negara bagian dan mendokumentasikan insiden kejahatan rasial sejak 1991. Chris Habiby, direktur urusan pemerintah dan advokasi ADC mengatakan, FBI pada 2021 memperkenalkan Sistem Pelaporan Berbasis Insiden Nasional (NIBRS), untuk mempermudah pencatatan kejahatan rasial secara konsisten dan memberikan pandangan yang lebih jelas dan akurat tentang masalah di seluruh negeri.

Baca Juga

Namun, otoritas penegak hukum di beberapa yurisdiksi utama di negara bagian dengan populasi Arab Amerika yang besar belum mulai menggunakan NIBRS. Diperkirakan 56 persen kejahatan kebencian tidak dilaporkan kepada pihak berwenang sama sekali, sehingga mempertanyakan data statistik FBI terbaru.

"Laporan statistik kejahatan kebencian tahun ini tidak lengkap dan tidak dapat diandalkan dan kita tidak boleh membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya," kata Habiby, seperti dilansir Arab News, Rabu (14/12/2022).