REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan Indonesia harus menstimulasi sumber pertumbuhan-pertumbuhan baru di daerah. Ini sebagai bekal untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian global pada tahun-tahun mendatang.
"Kita harus menstimulir pertumbuhan -pertumbuhan ekonomi baru, di daerah-daerah baru, di kawasan yang selama ini belum terjangkau baik," kata Mahendra dalam webinar bertajuk Sosialisasi dan Edukasi Perlindungan Konsumen oleh OJK bersama Universitas Hasanuddin dipantau di Jakarta, Senin (19/12/2022).
Dalam konteks tersebut, menurut dia, peran OJK juga dibutuhkan untuk membantu dan menstimulasi sumber pertumbuhan-pertumbuhan baru di daerah. "Kalau di waktu lalu (peran OJK) semacam opsional. Untuk sekarang ini, kalau kita tidak lakukan, maka tidak ada daya tahan Indonesia menghadapi kondisi global yang berat. Ini adalah a matter of survival, bukan lagi a matter of optional," kata Mahendra.
Dia mengatakan Indonesia memiliki keunggulan adanya diversifikasi (keragaman) dari sumber pertumbuhan ekonomi baru di berbagai daerah, ditambah keunggulan bonus demografi yang terjadi saat ini.
"Pasar dalam negeri harus dioptimalkan aspek konsumsinya, aspek investasinya, aspek belanja pemerintahnya. Dalam konteks pertumbuhan sektor riil perekonomian domestik, artinya pertumbuhan di daerah-daerah di Indonesia itu esensinya," kata Mahendra.
Adapun, masih menurut dia, salah satu upaya yang dilakukan otoritas independen tersebut untuk menciptakan sumber pertumbuhan baru di daerah adalah dengan meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat daerah di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, OJK dengan Universitas Hasanuddin, Makassar, melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan masyarakat di wilayah Sulawesi Selatan.
"Untuk bisa menstimulir meningkatkan peran dari sektor jasa keuangan dalam perekonomian dan pertumbuhan di daerah, harus merupakan sistem jasa keuangan yang berintegritas, yang terpercaya, yang tidak menimbulkan keraguan dari masyarakat," kata Mahendra.
Sebagai informasi, wilayah timur di Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi secara berurutan pada triwulan III 2022, yaitu Sulawesi mencapai 8,24 persen year-on-year (yoy), Maluku dan Papua mencapai 7,51 persen yoy, dan Bali dan Nusa Tenggara mencapai 6,69 persen yoy.