Rabu 21 Dec 2022 14:18 WIB

Sebagian Penggemar Alami Depresi Setelah Menonton Film Avatar, Apa Penyebabnya?

Sebagian penggemar diketahui alami Post-Avatar Depression Syndrome setelah menonton.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Foto adegan film Avatar: The Way of Water.
Foto: Dok 20th Century Studios
Foto adegan film Avatar: The Way of Water.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sajian karya seni yang luar biasa entah itu berbentuk lukisan, tarian, atau film, mampu mempermainkan emosi penikmatnya. Anda mungkin masih terkenang dengan karya seni yang membuat bahagia, bingung, atau berlinang air mata karena empati atau emosi sentimental. 

Ini bukanlah keadaan yang tidak disengaja dari menyaksikan karya seni. Menurut University of Vienna, aspek inti dari menyaksikan karya seni adalah membangkitkan emosi. Dari beberapa sudut pandang filosofis, nilai sebenarnya, atau definisi seni dapat ditentukan oleh seberapa berhasil karya tersebut menarik emosi penonton. 

Baca Juga

Berdasar pada itu, film pun bisa memiliki beberapa efek menarik pada tubuh yang mungkin berhubungan dengan bagaimana kita merasakan emosi. Misalnya, detak jantung dapat berubah sesuai dengan alur cerita film. Selanjutnya, detak jantung audiens mungkin mulai sinkron, mengisyaratkan semacam pengalaman bersama dalam keterlibatan.

Karena alasan ini, menonton film di bioskop mungkin bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan. Namun, emosi yang meluap-luap pada satu titik bisa melahirkan emosi yang down. Misalnya, muncul laporan The Guardian bahwa penonton film original Avatar mengalami bentuk Post-Avatar Depression Syndrome (PADS).