Jumat 23 Dec 2022 10:35 WIB

Kurangi Potensi Banjir Jakarta, Jokowi Resmikan Bendungan Ciawi

Ciawi dan Sukamahi akan mereduksi dari 464 juta meter kubik jadi 318 juta meter kubik

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pekerja menggunakan alat berat menyelesaikan pembangunan Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor yang diklaim mampu mengurangi potensi banjir di Jakarta. Jokowi mengatakan, setelah pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi beroperasi, maka akan mengurangi dampak banjir di 12 kelurahan.

“Ciawi dan Sukamahi bisa nanti akan mereduksi dari 464 juta meter kubik menjadi 318 juta meter kubik, kurang lebih nanti 12 kelurahan yang akan menjadi tidak terdampak lagi karena adanya waduk Ciawi dan Sukamahi ini,” kata Jokowi saat meresmikan Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12/2022).

Baca Juga

Bendungan Ciawi merupakan bendungan kering atau dry dam yang mulai dibangun pada 2016 dengan anggaran Rp 1,3 triliun. Bendungan ini bisa menampung sekitar 6,05 juta meter kubik.

Lebih lanjut, Jokowi pun berpesan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar menuntaskan masalah besar di Jakarta, salah satunya banjir. Jokowi menegaskan, Gubernur DKI Jakarta harus konsisten menyelesaikan normalisasi 13 sungai di Jakarta untuk menyelesaikan masalah banjir yang terus menerus terjadi di Jakarta.

Selain itu, pemimpin Jakarta juga harus memperbaiki manajemen pemompaan waduk yang ada di Jakarta serta membangun tanggul laut yang lebih besar dan giant sea wall.

“Di sini ada Gubernur DKI, Gubernur Jawa Barat, saya minta betul agar dituntaskan urusan yang berkaitan dengan di Jakarta secara konsisten, baik yang berkaitan waduk ini selesai kemudian normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta, urusan sodetan Ciliwung menuju BKT, tanggul laut dan giant sea wall serta pengelolaan pompa-pompa yang ada dengan manajemen yang lebih baik,” jelas Jokowi.

Ia menekankan, jika hal tersebut tidak konsisten untuk diselesaikan, maka sampai kapanpun Jakarta akan selalu banjir. “Siapapun gubernurnya harus konsisten menyelesaikan tadi yang saya sampaikan, karena masterplan sudah jelas di Bapedda DKI ada, di Kementerian PU juga ada dan juga sodetan Ciliwung menuju ke BKT itu juga harus segera diselesaikan,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement