Jumat 23 Dec 2022 16:47 WIB

Bukan Penyakit Keturunan, Stunting Bisa Dicegah

Stunting bisa dicegah, bahkan sejak dari awal sejak 1.000 hari pertama kehidupan.

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: Muhammad Hafil
ilustrasi Stunting
Foto: Republika/Mardiah
ilustrasi Stunting

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kekerdilan (stunting) masih menjadi pekerjaan rumah (PR) anak-anak di Indonesia karena prevalensinya yang tinggi. Padahal, stunting bukanlah penyakit keturunan dan bisa diantisipasi.

"Stunting bisa dicegah, bahkan bisa dicegah dari awal sejak 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), bagaimana mempersiapkan ibu-ibu ini sehat dari sejak hamil dan menyusui," kata dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito, Irma Sri Hidayati, Jumat (23/12/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pencegahan stunting bisa dilakukan secara primer yaitu promotif melakukan pemantauan pertumbuhan dengan baik pada balita dan anak. Pemantauan pertumbuhan ini bisa dilakukan di pos pelayanan terpadu (posyandu) dengan cara mengukur pertambahan berat badan dan untuk anak usia di atas 2 tahun melalui tinggi badan.

Upaya kedua yaitu memberikan air susu ibu (ASI) secara eksklusif dan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang berkualitas termasuk memenuhi kebutuhan protein hewani untuk mendukung tambah panjang dan tinggi badan. Kemudian, dia melanjutkan,  pencegahan sekunder dengan cara mendeteksi dari pengukuran berat badan dan tinggi badan di posyandu kemudian dicari apakah anak mengalami gagal tumbuh atau tidak atau bahkan mengalami gizi kurang, gizi buruk.

Apabila sudah terjadi kondisi ini, dia melanjutkan, maka harus segera di tata laksana di puskesmas. Tujuannya yaitu supaya mencegah berkelanjutan menjadi stunting. 

"Jadi, kita bisa melakukan pencegahan (stunting), mulai dari konsepnya diperbaiki, haknya dipenuhi, diberikan nutrisi yang tepat, setelah anak lahir diberikan ASI eksklusif, dipantau pertumbuhannya, MPASI berkualitas," katanya.

Kemudian, dia melanjutkan, jika anak sudah mengalami malnutrisi maka harus segera mendapatkan tata laksana supaya tidak berkelanjutan menjadi malnutrisi kronik atau stunting. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement