Sabtu 31 Dec 2022 21:15 WIB

WHO Desak Transparansi Data Covid-19 China

WHO desak China bagikan data spesifik dan terkini tentang Covid-19

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus
Foto: AP/Balazs Mohai/MTI
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak pejabat kesehatan China membagikan informasi spesifik dan terkini terkait lonjakan Covid-19 secara teratur. Hal ini menyusul pemberlakuan pembatasan perjalanan di beberapa negara dengan alasan kurangnya data dari China.

"Pakar Covid-19 WHO bertemu dengan pejabat China pada Jumat dan sekali lagi menekankan pentingnya transparansi dan pembagian data secara teratur untuk merumuskan penilaian risiko yang akurat dan untuk menginformasikan tanggapan yang efektif," kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip laman Guardian, Sabtu (31/12/2022).

Secara khusus, WHO meminta lebih banyak data pengurutan genetik, data tentang rawat inap dan kematian di unit perawatan intensif dan data tentang vaksinasi yang diberikan dan status vaksinasi. Status vaksin terutama pada orang yang rentan dan mereka yang berusia di atas 60 tahun.

WHO mengundang para ilmuwan China untuk mempresentasikan data terperinci tentang pengurutan virus pada pertemuan teknis WHO yang akan diadakan pada 3 Januari. Sementara iru Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pejabat kesehatannya telah bertukar pandangan dengan WHO dan akan diadakan lebih banyak pertukaran teknis.

Pejabat senior Covid Liang Wannian mengatakan pada Kamis (29/12/2022) bahwa China memainkan peran aktif dalam pemantauan patogen global. Pihaknya juga akan memperingatkan WHO pada waktu yang tepat ketika varian baru ditemukan atau ketika mutasi menyebabkan perubahan virulensi atau penularan virus.

Lonjakan infeksi Covid di seluruh China dan keraguan tentang data resminya telah mendorong kembalinya pemeriksaan kesehatan di seluruh Eropa dan di banyak negara di dunia. Langkah ini setelah berakhirnya dengan cepat strategi nol-Covid Xi Jinping.

China secara signifikan melonggarkan pembatasan perjalanannya pada perjalanan masuk dan keluar mulai 8 Januari. Negara tersebut juga melonggarkan tes covid di beberapa kota.

Kendati begitu lonjakan kasus ditengarai terjadu di sejumlah kota di negara tersebut. Media pemerintah China melaporkan bahwa rumah sakit besar Shanghai telah melihat jumlah pasien darurat berlipat ganda dalam beberapa hari terakhir

Di rumah sakit kota Ruijin, jumlah kunjungan darurat mencapai 1.500 sehari. Pasien Covid-19 menyumbang 80p persen dari kunjungan tersebut.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement