Senin 02 Jan 2023 21:40 WIB

Ini Analisis Mengapa Semarang Dikepung Banjir

Penyelesaian seluruh infrastruktur pengendali banjir mendesak dilakukan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Teguh Firmansyah
Warga berswafoto saat banjir di Kawasan Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/1/2023). Tingginya curah hujan di Semarang menyebabkan ruas jalan raya Semarang-Demak terganggu. Saat ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan besar.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga berswafoto saat banjir di Kawasan Kaligawe, Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/1/2023). Tingginya curah hujan di Semarang menyebabkan ruas jalan raya Semarang-Demak terganggu. Saat ini hanya bisa dilewati oleh kendaraan besar.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Penyelesaian seluruh infrastruktur pengendali banjir di wilayah Kota Semarang sangat diharapkan. Hal ini penting, guna mengatasi problem banjir yang masih berlanjut di ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, H Hadi Santoso mengungkapkan, banjir yang hampir merata di wilayah pesisir Kota Semarang, jelang pergantian tahun menjadi 'peringatan' untuk itu.

 

Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya banjir di Kota Semarang kali ini. Pertama memang dipicu oleh faktor  cuaca yang cukup ekstrem akibat hujan yang turun dengan intensitas lebat.

 

Ini bisa dilihat dari kondisi air di sungai Banjir kanal Barat maupun Banjir kanal Timur, yang alirannya sampai meluap di beberapa titik akibat debit air kedua sungai ini melonjak sangat signifikan.

 

Termasuk juga kawasan Kota Lama Semarang --yang sejak program revitalisasi rampung dilaksanakan-- telah mampu mengurangi potensi banjir maupun potensi genangan akibat rob.

 

"BMKG Jawa Tengah memang sudah memberi peringatan beberapa hari sebelumnya, terkait potensi bencana hidrometerologi ini," ungkap Hadi di Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/1).

 

Sistem drainase di Kota Semarang yang menumpuk, lanjut Legislator PKS Jawa Tengah ini, juga memberi andil dan menjadi salah satu faktor genangan banjir di wilayah Kota Semarang meluas.

 

Menurutnya, hampir semua drainase di Kota Semarang wilayah bawah, saat turun hujan ekstrem tidak mampu membuang debit air yang berlebih ke sungai karena banyaknya air larian yang ada.

 

Faktor penhebab lainnya adalah belum selesainya sistem pepengendali banjir di Kota Semarang. "Terutama tol laut Semarang- Demak dan Semarang  Harbour (Pelabuhan)," tegasnya.

 

Di tol Semarang- Demak, masih lanjut Hadi, direncanakan akan ada polder yang cukup banyak degan kapasitas tampung yang sangat besar. Namun sampai hari ini belum ada progres penyelesaiannya.

 

Sehingga ini sangat berpengaruh terhadap intensitas genangan, khususnya yang terjadi di sejumlah lingkungan di wilayah Kecamatan Genuk maupun wilayah Kecamatan Semarang Timur.

 

Maka opsi yang paling tepat adalah segera menyelesaikan seluruh  infrastruktur pengendali banjir di Kota Semarang. "Karena banyak  obyek vital, seperti kereta api dan pantura jalur utama pantura Semarang- Demak," tandas Hadi.

 

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sukirman saat meninjau banjir di Kecamatan Ngaliyan, menngkritik rendahnya kepedulian perusahaan- perusahaan yang ada di wilayah Kecamatan Mangkang.

 

Ia ingin Pemkot Semarang --melalui instansi terkaitnya-- segera mendata ulang warga miskin. Khususnya  yang ada di kawasan tersebut dan terdampak oleh bencana banjir kali ini.

 

Dia juga menyesalkan banyak perusahaan dan pabrik- pabrik besar gersebar di sekitar lingkungan yang  terdampak banjir, tetapi tidak membantu apa- apa kepada warga terdampak.

 

“Kita akan minta Gubernur maupun Wali Kota Semarang untuk menegur bos pabrik atau perusahaan itu. Apalagi setelah kita cek tidak banyak juga menyerap tenaga kerja dari warga sekitar,” tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement