REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik saham Garuda Indonesia (GIAA) yang kembali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia melihat hal ini sebagai pertanda baik bagi maskapai pelat merah tersebut.
Erick mengatakan, perdagangan saham GIAA itu merupakan pertanda baik dan menjadi salah satu bukti kepercayaan serta apresiasi publik terhadap upaya-upaya bersama pemerintah dan manajemen Garuda Indonesia dalam melakukan restrukturisasi. Menurutnya, langkah-langkah restrukturisasi dan pemenuhan seluruh syarat perjanjian perdamaian merupakan kabar menyegarkan bagi semua pihak.
"Kami berharap, itu akan menjadi pijakan bagi investor untuk terus menanamkan modalnya di GIAA," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Dia juga mengaku bersyukur transformasi Garuda Indonesia semakin baik dan semakin terlihat. Mulai dari manajemen, keuangan, hingga pelayanan akan ditingkatkan kualitasnya agar Garuda bisa terbang lebih tinggi.
Emiten maskapai penerbangan milik negara Garuda Indonesia atau GIAA hari ini kembali diperdagangkan sahamnya di BEI. Sebelumnya, GIAA diperdagangkan terakhir kali pada 17 Juni 2021.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (3/1/2023), GIAA langsung menembus batas atas (Auto Reject Atas atau ARA) pada posisi Rp 224 per lembar saham. Posisi harga itu membuat maskapai kelas premium ini bertengger dengan peningkatan harga sejak dibuka perdagangan dan memberikan cuan bagi pemegangnya di level 9,8 persen. Dibuka di level Rp 204 per lembar saham, GIAA sempat tertekan hingga menyentuh level terendah pagi tadi di level Rp 190 per lembar saham.
Pemberhentian perdagangan GIAA terjadi karena saham ini disuspensi sejak 18 Juni 2021. Dengan demikian, GIAA sempat berhenti diperdagangkan selama 16 bulan.