Sabtu 07 Jan 2023 20:25 WIB

Erick Thohir Cawapres yang Paling Diunggulkan dari Kalangan Profesional

Erick Thohir potensial diusung sebagai cawapres.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick Thohir potensial diusung sebagai cawapres.
Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Erick Thohir potensial diusung sebagai cawapres.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di mata Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Ari Ganjar Herdiansyah sebagai figur calon wakil presiden (cawapres) yang paling banyak diunggulkan. Latar belakang Erick Thohir dari kalangan profesional bukan menjadi satu hambatan yang berarti, apalagi kehadiran Erick Thohir menjadi perbincangan hangat dalam hegemoni partai politik (parpol) berbasis Islam.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Baru (KIB) bersama Partai Golkar berpeluang besar mengusung Erick sebagai cawapres. “Di KIB saya kira Pak Erick Thohir itu punya peluang karena beliau tokoh dari nonparpol,” ujar Ari Ganjar, Sabtu (7/1/2023).

Menurut dia latar belakang Erick Thohir yang berasal dari kalangan professional justru menjadi satu keunggulan, karena Erick Thohir tidak terikat dengan kepentingan parpol manapun. Karena itu ia menilai Erick mampu menjadi figur penyeimbang yang dapat mengakomodir setiap kepentingan parpol dalam KIB. Kondisi demikian tentu menjadi satu hal positif yang bisa dihadirkan di antara keduanya.

Dia menyebutksn keterusungan Erick Thohir di KIB begitu potensial. Apalagi hal tersebut diperkuat dengan hubungan yang sangat harmonis terjalin apik Erick Thohir dengan para parpol tersebut. Hal itu tentu menjadikan Erick Thohir sosok cawapres potensial untuk Pilpres mendatang.

Karenanya dia menilai membuat tingkat keterpilihan Erick Thohir konsisten meningkat.  “Selama (Erick Thohir) bisa meyakinkan atau mendapatkan tiket dari masing-masing,” kata Ari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement