REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei yang dilakukan Voxpopuli Research Center menunjukkan tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Jokowi tetap tinggi. Meskipun, Indonesia dihadapi berbagai masalah sepanjang tahun 2022.
"Kepuasan publik terhadap Jokowi selalu di atas 75 persen sepanjang tahun 2022," kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja, Ahad (8/1/2023).
Survei Voxpopuli Research Center menunjukkan, tingkat kepuasan terhadap Kepala Negara secara akumulatif mencapai 76,2 persen. Dari angka itu, 4,8 persen di antaranya mengaku sangat puas dan 71,4 merasa cukup puas. Sementara, 19,8 persen menyatakan tidak puas.
Dari 19,8 persen tersebut sebanyak 1,2 persen menjawab tidak puas sama sekali, dan 18,7 kurang puas serta sisanya tidak tahu/tidak menjawab sebanyak 4,0 persen.
Dia mengatakan, rendahnya tingkat kepuasan terhadap Jokowi hanya terjadi pada pertengahan 2021 atau saat gelombang varian delta menghantam Indonesia. Lonjakan kasus yang sangat tinggi dibarengi tingginya angka kematian mendorong pemerintah menerapkan pembatasan sosial yang ketat.
Namun, seiring menurunnya kasus Covid-19, pelonggaran mulai dibuka dan ekonomi kembali bergerak. Hasilnya, tingkat kepuasan publik kembali pulih bahkan jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Kemudian akhir 2022 pemerintah memutuskan mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Meskipun kepuasan publik atas kinerja Jokowi tergolong tinggi, Achmad mengingatkan, ancaman resesi global dan memasuki tahun politik bisa berkorelasi pada naik atau turunnya tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan mantan Wali Kota Solo tersebut.
Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan kepemimpinan nasional setelah 2024 mengingat batasan konstitusi dua periode. "Pertanyaannya, apakah kepemimpinan selanjutnya dapat meneruskan program-program pembangunan Jokowi, atau malah akan berujung pada antitesis," ujarnya.
Survei Voxpopuli Research Center dilakukan 17-23 Desember 2022 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat, dan mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Untuk margin of error survei sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.