Senin 09 Jan 2023 13:50 WIB

Bolsonaro Kecam Aksi Penggerudukan Gedung Pemerintahan Oleh Para Pendukungnya

Pendukung Bolsonaro menggeruduk gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Presiden.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Pendukung mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro bentrok dengan polisi saat menyerbu Istana Planalto di Brasilia, Brasil, Ahad, 8 Januari 2023.
Foto: AP/Eraldo Peres
Pendukung mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro bentrok dengan polisi saat menyerbu Istana Planalto di Brasilia, Brasil, Ahad, 8 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Mantan presiden Brasil Jair Bolsonaro mengecam aksi penyerbuan dan penggeredukan ke gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan Brasil yang dilakukan para pendukungnya pada Ahad (8/1/2023). Menurutnya, aksi semacam itu tak dapat dibenarkan.

“Demonstrasi damai, dalam bentuk undang-undang, adalah bagian dari demokrasi. Namun, penghancuran dan invasi gedung-gedung publik seperti yang terjadi hari ini, serta yang dilakukan oleh sayap kiri pada 2013 dan 2017, keluar dari aturan,” kata Jair Bolsonaro lewat akun Twitter-nya, Ahad (8/1/2023).

Baca Juga

Bolsonaro menekankan, selama menjabat sebagai presiden, dia selalu menghormati hukum. "Sepanjang mandat saya, saya selalu berada dalam empat baris Konstitusi, menghormati dan membela hukum, demokrasi, transparansi, serta kebebasan suci kita," tulisnya.

Pada Ahad lalu, ribuan pendukung Bolsonaro menggeruduk gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan Brasil. Mereka tak menerima kekalahan Bolsonaro dari Luiz Inacio Lula da Silva dalam pemilihan presiden yang digelar Oktober tahun lalu. Hingga Lula da Silva dilantik 1 Januari lalu, Bolsonaro belum mengucapkan selamat kepadanya.

Dalam aksi penggeredukan tiga gedung pemerintahan tersebut, sejumlah pendukung Bolsonaro menyerukan intervensi militer guna mengembalikan tokoh pujaan mereka ke tampuk kekuasaan. Aparat keamanan Brasil menangkap sekitar 400 pengunjuk rasa yang terlibat dalam aksi penggerudukan gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan Brasil.

Dalam konferensi pers di Sao Paulo, Lula da Silva menuding Bolsonaro mendorong pemberontakan oleh orang-orang yang disebutnya “fasis fanatik”. Bolsonaro telah menolak tuduhan tersebut. “Saya menolak tuduhan, tanpa bukti, yang dikaitkan dengan saya oleh kepala eksekutif Brasil saat ini,” ucapnya.

Sejumlah pemimpin dunia menyampaikan kecaman atas aksi penggerudukan yang dilakukan para pendukung Bolsonaro. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden adalah salah satu tokoh yang mengutarakan kecamannya. “Institusi demokrasi Brasil mendapatkan dukungan penuh kami dan kehendak rakyat Brasil tidak boleh dirusak. Saya menantikan untuk melanjutkan kerja sama dengan Lula da Silva,” tulis Biden di akun Twitter resminya.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menyebut serangan terhadap gedung-gedung pemerintahan di Brasil sebagai upaya kudeta kelompok konservatif yang didorong oligarki dan orang-orang fanatik. "Lula (da Silva) tidak sendirian, ia memiliki dukungan kekuatan progresif di negaranya, Meksiko, benua Amerika dan seluruh dunia," katanya.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebut penyerangan ke gedung-gedung pemerintahan Brasil dilakukan oleh ekstremis. Ia menegaskan dukungan Uni Eropa untuk pemerintahan Lula da Silva, termasuk Kongres dan Mahkamah Agung Brasil.

Presiden Chile Gabriel Boric, Presiden Kolombia Gustavo Petro, dan Presiden Argentina Alberto Fernandez juga menyampaikan dukungan penuh mereka pada pemerintahan Lula di Brasil. Dukungan serupa turut diberikan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement