ANTARIKSA - Lapisan ozon pelindung bumi yang telah bolong, perlahan tapi pasti pulih dengan kecepatan yang meyakinkan. Laporan terbaru PBB menyatakan, pemulihan akan sepenuhnya memperbaiki lubang di Antartika dalam waktu sekitar 43 tahun atau pada 2066.
Penilaian ilmiah yang dilakukan setiap empat tahun menemukan pemulihan sedang berlangsung. Tonggak ini lebih dari 35 tahun setelah setiap negara di dunia setuju untuk berhenti memproduksi bahan kimia yang merusak lapisan ozon di atmosfer bumi. Atmosfer adalah selimut yang melindungi planet kita dari radiasi berbahaya pada kulit, kanker, katarak dan kerusakan tanaman.
"Di stratosfer atas dan di lubang ozon, kita melihat segalanya menjadi lebih baik," kata Paul Newman, salah satu ketua penilaian ilmiah dalam laporan PBB yang dipresentasikan di konvensi American Meteorological Society di Denver, Senin, 9 Januari 2022.
Pemulihannya memang perlahan. "Jumlah rata-rata global ozon setinggi 18 mil (30 kilometer) di atmosfer tidak akan kembali ke tingkat sebelum penipisan tahun 1980, sampai sekitar tahun 2040," kata laporan itu. Lapisan itu juga tidak akan kembali normal di Kutub Utara sampai tahun 2045.
"Antartika, yang sangat tipis sehingga terdapat lubang menganga raksasa di lapisannya, tidak akan membaik sepenuhnya sampai tahun 2066," kata laporan itu.
Ilmuwan dan pendukung lingkungan di seluruh dunia telah lama memuji upaya untuk menyembuhkan lubang ozon sebagai salah satu kemenangan ekologis terbesar bagi umat manusia. Kesepakatan itu muncul dari perjanjian tahun 1987 yang disebut Protokol Montreal yang melarang kelas bahan kimia yang sering digunakan dalam pendingin dan aerosol.
"Tindakan ozon menjadi preseden untuk tindakan iklim. Keberhasilan kami dalam menghentikan secara bertahap bahan kimia pemakan ozon menunjukkan kepada kami apa yang dapat dan harus dilakukan, sebagai hal yang mendesak, untuk beralih dari bahan bakar fosil, mengurangi gas rumah kaca, dan dengan demikian membatasi kenaikan suhu," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, Prof Petteri Taalas dalam sebuah pernyataan.
Tanda-tanda penyembuhan telah dilaporkan empat tahun lalu tetapi masih sedikit dan baru permulaan. "Angka-angka pemulihan itu telah meningkat pesat," kata Newman.
Kepala ilmuwan Bumi di NASA's Goddard Space Flight Center itu mengatakan, saat ini dua bahan kimia utama yang mengunyah ozon berada pada tingkat yang lebih rendah di atmosfer. Tingkat klorin turun 11,5 persen sejak memuncak pada tahun 1993. Brom, yang lebih efisien dalam memakan ozon turun 14,5 persen sejak puncaknya tahun 1999.
"Bahwa tingkat brom dan klorin berhenti tumbuh dan turun adalah bukti nyata efektivitas Protokol Montreal," kata Newman.
Pola cuaca alami di Antartika juga memengaruhi tingkat lubang ozon yang memuncak pada musim gugur. Beberapa tahun terakhir, lubangnya menjadi sedikit lebih besar, namun tren keseluruhannya mengarah pada penyembuhan.
'Ini menyelamatkan 2 juta orang setiap tahun dari kanker kulit," kata Direktur Program Lingkungan PBB, Inger Andersen kepada The Associated Press awal tahun ini melalui email.
Newman mengatakan, beberapa tahun lalu, emisi salah satu bahan kimia terlarang, chlorofluorocarbon-11 (CFC-11), berhenti menyusut dan meningkat. Emisi nakal itu terlihat di sebagian Cina, namun sekarang telah menurun kembali ke tempat yang diharapkan.
Generasi ketiga dari bahan kimia tersebut, yang disebut HFC, mulai dilarang beberapa tahun lalu. Bukan karena akan memakan lapisan ozon, melainkan gas rumah kaca yang bisa memerangkap panas. Laporan baru mengatakan, larangan tersebut akan menghindari 0,5 sampai 0,9 derajat (0,3 sampai 0,5 derajat selsius) tambahan pemanasan.
Laporan tersebut juga memperingatkan, upaya mendinginkan planet secara artifisial dengan menempatkan aerosol ke atmosfer untuk memantulkan sinar matahari akan menipiskan lapisan ozon sebanyak 20 persen di Antartika. Karena itu, cara tersebut dianggap berbahaya. sumber: phys.org