REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pangeran Harry menjelaskan bahwa dia tidak ingin sejarah terulang kembali. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak ingin seperti ayahnya, Raja Charles, yang menjalani kehidupan sebagai single parent dan menyampaikan kabar duka pada anak-anaknya.
Pangeran berusia 38 tahun itu mengundurkan diri dari tugas resmi kerajaan pada 2020, tepat dua tahun setelah pernikahannya dengan Meghan Markle. Keputusannya untuk berhenti dari kehidupan kerajaan, menurut Harry, dilatarbelakangi oleh kematian ibunya, Putri Diana, yang tewas dalam kecelakaan mobil pada 1997 di usia 36 tahun.
"Memikirkan kembali ketika saya berusia 12 tahun duduk di tempat tidu di Kastil Balmoral, ayah saya datang dan berbagi berita itu dengan saya," ungkap Pangeran Harry, dilansir Aceshowbiz, Selasa (10/1/2023).
Kini, ketika Harry menulis bukunya, ia terpikir bagaimana dulu ayahnya terjaga beberapa jam untuk menyampaikan kabar buruk itu. Dan kasih sayang yang ia miliki untuk ayahnya dan duduk bersamanya selama berjam-jam, menelepon teman-temannya yang sedang berolahraga untuk menyampaikan kabar buruk itu.
"Rasanya seperti, 'Bagaimana saya bisa menyampaikan ini kepada kedua putra saya?' Saya tidak pernah ingin berada di posisi itu. Dan itu bagian dari alasan mengapa kita ada di sini sekarang. Saya tidak ingin sejarah terulang kembali. Saya tidak ingin menjadi single parent dan saya tentu tidak ingin anak-anak saya menjadi seperti itu, hidup tanpa ibu atau ayah," papar Harry.
Adik dari Pangeran William yang juga merupakan pewaris takhta Inggris itu merilis memoarnya yang kontroversial, Spare pada Selasa (10/1/2023). Selama proses penulisan, dia masih ingat saat menyapa jutaan pelayat yang sedih berbaris di jalan untuk mengenang ibunya, sementara dia sendiri tidak bisa menunjukkan perasaannya sama sekali.