Selasa 10 Jan 2023 20:30 WIB

PBB: Lapisan Ozon dalam Proses Pemulihan

Pemulihan lapisan ozon membantu mencegah pemanasan global 0,5 derajat Celcius.

Dalam gambar warna semu NASA ini, biru dan ungu menunjukkan lubang di lapisan ozon pelindung Bumi di atas Antartika pada 5 Oktober 2022. Lapisan ozon pelindung Bumi perlahan tapi nyata sembuh dengan kecepatan yang akan sepenuhnya memperbaiki lubang di Antartika pada sekitar 43 tahun, laporan baru PBB mengatakan.
Foto: NASA via AP
Dalam gambar warna semu NASA ini, biru dan ungu menunjukkan lubang di lapisan ozon pelindung Bumi di atas Antartika pada 5 Oktober 2022. Lapisan ozon pelindung Bumi perlahan tapi nyata sembuh dengan kecepatan yang akan sepenuhnya memperbaiki lubang di Antartika pada sekitar 43 tahun, laporan baru PBB mengatakan.

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) mengatakan lapisan ozon sedang dalam proses pemulihan. Ini akan membantu mencegah pemanasan planet bumi sebesar 0,5 derajat Celcius.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (9/1/2023), UNEP menyebut bahwa upaya untuk menghentikan perubahan iklim telah terbantuoleh penghapusan bahan kimia yang merusak lapisan ozon secara global. PBB mengatakan lapisan ozon diperkirakan akan beregenerasi dalam 40 tahun ke depan.

Baca Juga

Sekretaris eksekutif Sekretariat Ozon UNEP Meg Seki mengatakan fakta bahwa pemulihan ozon berjalan sesuai rencana berdasarkan laporan empat tahunan terbaru, adalah berita yang luar biasa. "Dampak Protokol Montreal terhadap mitigasi perubahan iklim tidak bisa terlalu dipaksakan. Selama 35 tahun terakhir, Protokol itu telah menjadi pembela sejati bagi lingkungan," kata Seki.

Protokol Montreal menghapus zat-zat yang merusak lapisan ozon bumi. Protokol yang mulai berlaku pada 1989 itu adalah salah satu perjanjian internasional tentang lingkungan yang paling berpengaruh.

Berkat kerja sama global, PBB mencatat dalam laporannya bahwa pulihnya lapisan ozon saat ini membawa keuntungan lingkungan dan ekonomi.

Laporan tersebut disusun oleh sekelompok besar ahli internasional, termasuk banyak dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), UNEP, Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA), serta Uni Eropa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement