Rabu 11 Jan 2023 17:27 WIB

Charlie Hebdo Kembali Berulah, Kali Ini Mengejek Pemimpin Iran

Hizbullah Lebanon mengutuk tindakan itu dan mendesak Prancis menghukum majalah itu.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Majalah Charlie Hebdo. Charlie Hebdo Kembali Berulah, Kali Ini Mengejek Pemimpin Iran
Foto: Anadolu Agency
Majalah Charlie Hebdo. Charlie Hebdo Kembali Berulah, Kali Ini Mengejek Pemimpin Iran

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Majalah asal Prancis, Charlie Hebdo kembali berulah dengan membuat kartun yang mengejek pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei di halaman depan tabloid satir itu. Kelompok militan Hizbullah Lebanon mengutuk tindakan mereka dan mendesak Prancis menghukum publikasi tersebut.

Hizbullah yang didukung Iran mengatakan karikatur ofensif itu adalah tindakan tercela yang menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Khamanei dihormati sebagai pemimpin spiritual bagi puluhan juta umat Syiah di seluruh dunia, termasuk di Lebanon. 

Baca Juga

Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Prancis atas desakan tersebut. Charlie Hebdo memiliki sejarah panjang menerbitkan kartun vulgar mengejek kaum Islamis yang menurut para kritikus sangat menghina umat Islam. Dua ekstremis Alqaidah kelahiran Prancis menyerang kantor surat kabar tersebut pada 2015 dan menewaskan 12 kartunis.

Edisi terbaru menampilkan pemenang kontes kartun baru-baru ini di mana peserta diminta untuk menggambar karikatur Khamenei yang paling ofensif. Kontes itu disebut sebagai bentuk dukungan untuk protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan yang mengguncang Iran.

Salah satu finalis menggambarkan seorang ulama berserban meraih jerat algojo saat dia tenggelam dalam darah. Sementara yang lain menunjukkan Khamenei berpegangan pada singgasana raksasa di atas kepalan tangan pengunjuk rasa. Lainnya menggambarkan adegan yang lebih vulgar dan eksplisit secara seksual.

"Kami menyerukan kepada pemerintah Prancis mengambil tindakan tegas untuk menghukum mereka yang berada di balik tindakan tersebut karena menyerang pejabat seluruh bangsa. Pemerintah Prancis seharusnya tidak menjadi mitra dalam pelanggaran ini," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, dilansir dari The New Arab, Rabu (11/1/2023)

Anggota Hizbullah, sebuah kelompok Syiah, juga menganggap Khamenei sebagai pemimpin agama mereka. Charlie Hebdo telah menerbitkan kartun ofensif serupa tentang migran anak yang meninggal, korban virus, neo-Nazi, paus, pemimpin Yahudi, dan tokoh masyarakat lainnya.

Majalah ini menampilkan dirinya sebagai pembela demokrasi dan kebebasan berekspresi. Namun, hal itu mendorong batas undang-undang ujaran kebencian Prancis dengan karikatur yang eksplisit secara seksual yang menargetkan hampir semua orang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement