Rabu 11 Jan 2023 21:27 WIB

Polisi Jerman Kembali Bentrok dengan Aktivis di Lokasi Perluasan Tambang

Unjuk rasa ini menunjukkan ketegangan dalam kebijakan perubahan iklim di Jerman

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
epa10399523 Petugas polisi berjaga-jaga selama operasi evakuasi rumah-rumah yang ditempati di desa Luetzerath, Jerman, 11 Januari 2023. Desa Luetzerath di negara bagian Rhine-Westphalia Utara akan membuka jalan bagi penambangan lignit meskipun ada keputusan untuk menghentikan penggunaan batu bara. Tambang terbuka Garzweiler, yang dioperasikan oleh pemasok energi Jerman RWE, menjadi fokus protes orang-orang yang ingin Jerman menghentikan penambangan dan pembakaran batu bara sesegera mungkin dalam perang melawan perubahan iklim.
Foto: EPA-EFE/RONALD WITTEK
epa10399523 Petugas polisi berjaga-jaga selama operasi evakuasi rumah-rumah yang ditempati di desa Luetzerath, Jerman, 11 Januari 2023. Desa Luetzerath di negara bagian Rhine-Westphalia Utara akan membuka jalan bagi penambangan lignit meskipun ada keputusan untuk menghentikan penggunaan batu bara. Tambang terbuka Garzweiler, yang dioperasikan oleh pemasok energi Jerman RWE, menjadi fokus protes orang-orang yang ingin Jerman menghentikan penambangan dan pembakaran batu bara sesegera mungkin dalam perang melawan perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, LUETZERATH -- Polisi Jerman mengatakan mereka mulai membongkar barikade dan menyeret para aktivis yang menggelar protes terhadap perluasan tambang lignit. Unjuk rasa ini menunjukkan ketegangan dalam kebijakan perubahan iklim di Jerman selama krisis energi.

Pengunjuk rasa yang sebagian mengenakan masker atau balaclavas memprotes perluasan tambang Garzweiler yang dikelola perusahaan energi RWE di Desa Luetzerath yang terbengkalai. Tambangan itu bagian dari distrik batu bara coklat di Negara Bagian North Rhine-Westphalia.

Baca Juga

Para aktivis membentuk rantai manusia dan menduduki gedung-gedung yang terbengkalai di Luetzerath. Gedung-gedung itu akan diruntuhkan untuk perluasan tambang. Beberapa mengubur diri di dalam tanah sementara lainnya menggantung di tiang-tiang kayu.

"Anda anggap ini pengusiran damai? Apa yang anda lakukan itu konyol, bagaimana anda tidak malu?" kata seorang pengunjuk rasa saat polisi menyeret aktivis yang duduk di jalanan berlumpur, Selasa (10/1/2023).

Unjuk rasa ini menunjukkan panasnya ketegangan soal kebijakan perusahaan iklim di Jerman. Para aktivis lingkungan mengatakan kebijakan perubahan iklim mundur selama krisis energi yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina, sehingga Jerman terpaksa menggunakan bahan bakar yang lebih kotor lagi.

Terutama bagi Partai Hijau yang saat ini mendukung koalisi pemerintah Kanselir Olah Scholz. Setelah menjadi oposisi selama 16 tahun dari 2005 sampai 2021.

Banyak anggota Partai Hijau Jerman yang menolak perluasan tambang. Tapi Menteri Ekonomi Robert Habeck yang berasal dari partai itu membela keputusan pemerintahan. Media Jerman melaporkan sejumlah aktivis membuang blok batu baru seberat 250 kilogram di depan kantor pusat Partai Hijau.

Polisi meminta pengunjuk rasa menghindari kekerasan dan menahan diri. Mereka mengatakan beberapa hari terakhir sejumlah aktivis mulai menyerang dan melempari petugas.

"Kami memiliki barikade yang saat ini diperluas di dalam desa terutama untuk menghalangi kami," kata Chief Operations Officer Wilhelm Sauer.

Unjuk rasa digelar menyusul keputusan pengadilan yang mempertahankan putusan sebelumnya untuk mengusir semua orang di desa yang kini tanah dan rumahnya milik RWE.

Beberapa aktivis membangun rumah pohon di Luetzerath, yakin taktik itu mempersulit polisi memaksa mereka pergi. Langkah serupa dengan unjuk rasa di Hutan Hambach tahun 2013 yang menunda proyek tambang batu bara RWE selama bertahun-tahun dan menjadi simbol demonstrasi anti-batu bara.

"Ya tentu mengesalkan melihat polisi mulai membersihkan area dan menggunakan kekerasan," kata salah seorang aktivis, dilansir dari laman Reuters.

"Kami tidak bisa mengandalkan politik, karena pada akhirnya, ini tergantung untuk menggunakan tubuh kami untuk menghentikan polisi membersihkan Luetzerath.

Invasi Rusia ke Ukraina mendorong pemerintah Scholz mengubah arah kebijakan sebelumnya. Termasuk menyalakan pembangkit listrik tenaga batu bara dan memperpanjang usia pembangkit listrik tenaga nuklir setelah Rusia memotong pengiriman gas ke Eropa dalam kebuntuan yang menaikan harga bahan bakar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement