Kamis 12 Jan 2023 16:40 WIB

AHY Soal Cawapres Anies: Terus Mencari Pasangan Terbaik

Kerja sama politik haruslah dilandasi dengan prinsip kesetaraan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers awal tahun 2023 terkait isu terkini dan sikap Partai Demokrat jelang Pemilu 2024 di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1/2023). Dalam keterangannya AHY mengatakan Partai Demokrat menolak UU Cipta Kerja serta sistem proporsional tertutup pada Pemilu 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers awal tahun 2023 terkait isu terkini dan sikap Partai Demokrat jelang Pemilu 2024 di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1/2023). Dalam keterangannya AHY mengatakan Partai Demokrat menolak UU Cipta Kerja serta sistem proporsional tertutup pada Pemilu 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, bahwa rencana Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus dikomunikasikan. Ketiganya disebut masih mencari konsensus yang terbaik.

Partai Nasdem sendiri telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres). Terkait posisi calon wakil presiden (cawapres), AHY mengatakan, bahwa ketiga partai politik tersebut masih mencari pasangan yang terbaik.

Baca Juga

"Sebelum ada deadline yang ditetapkan berdasarkan undang-undang, bahwa kita hari ini terus mencari pasangan yang terbaik kans kemenangannya," ujar AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (12/1).

Pasangan capres-cawapres tak boleh mengacu kepada sikap suka atau tidak suka yang akan sangat subjektif. Pembicaraan terkait pengusungan harus melalui komunikasi politik yang rasional dan objektif.

"Aktual dan faktual, dengarkan suara rakyat, jangan hanya percaya pada statistik yang belum tentu bisa dikonfirmasi di lapangan," ujar AHY.

Komunikasi antara Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan PKS diklaimnya tetap terjalin baik dan menuru arah yang tepat. Dinamika yang mengiringi pembahasannya dipandangnya sebagai hal yang lumrah dalam berpolitik.

"Walaupun kita tahu politik adalah sesuatu yang penuh dengan misteri, koalisi juga begitu. Kita terus berikhtiar, dinamis itu sudah pasti, menghangat juga hampir pasti, tapi sejatinya kami terus mencari konsensus," ujar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali juga menyinggung, agar tak ada pihak yang memaksakan kehendaknya dalam rencana pembentukan Koalisi Perubahan. Kerja sama politik haruslah dilandasi dengan prinsip kesetaraan.

Partai Nasdem sendiri sudah mendeklarasikan Anies Baswedan yang notabenenya bukanlah kadernya menjadi bakal calon presiden. Bahkan, pendeklarasiannya tersebut sudah dikomunikasikan terlebih dulu dengan Partai Demokrat dan PKS.

Namun, dia menyinggung, jika ada salah satu partai yang memaksakan kadernya menjadi cawapres dari Anies, ada peluang bahwa koalisi terancam bubar. Karenanya disampaikan sekali lagi, segala keputusan harus dibicarakan bersama-sama.

"Kalau kemudian ada partai yang membuat syarat kadernya harus menjadi calon wakil presiden misalnya, dan itu menjadi suatu aturan, maka saya pastikan koalisi ini akan bubar. Jadi karena sampai hari ini kita belum membicarakan itu," ujar Ali.

"Intinya kan kita harus punya pemahaman yang sama. Koalisi itu kan tidak ada orang yang merasa pemimpin di koalisi ini, tidak ada orang yang merasa lebih dibutuhkan, tidak ada orang yang memaksakan keinginannya," sambungnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement