Oleh : Erik Hadi Saputra*
REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, saya yakin Anda pernah bertemu teman dan berbincang dengannya sambil santai bahkan bercanda, namun mengarah ke hal yang sangat serius. Terkadang ada orang yang memang memiliki cara menyampaikan sesuatu dengan candaan namun berharap orang yang menerimanya menganggap itu sesuatu yang serius.
Berbicara terkait hal yang serius dan bercanda terdapat empat keadaan yaitu serius dan serius, serius bermaksud bercanda, bercanda bermaksud serius, serta bercanda dan bercanda.
Pertama, serius dan serius. Ini terlihat ketika kita mengikuti rapat pimpinan rutin yang isinya membahas sesuatu yang serius. Orang yang mengikuti di ruangan juga berpikir serius. Bahkan ada juga yang mengulangi perkataannya terkait persoalan itu, yang sudah di bahas beberapa pekan lalu.
Kondisi serius dan serius mengarahkan pembicaraan dalam logika berpikir, berkomunikasi konkret, dan intelektual. Semua pembahasan mengarahkan kepada hasil yang berwujud data dan fakta. Bahkan peserta yang telah mengikuti pembicaraan pada rapat ini pun masih berpikir terus untuk penyelesaian persoalan yang sedang menjadi topik pembahasan. Komitmen pribadi dan keinginan kuat dalam menyiapkan data cepat akan mengarahkan hasil maksimal.
Pembaca yang kreatif, kedua adalah serius bermaksud bercanda. Jika Anda mengingat kembali dalam interaksi dengan teman atau mitra. Pernah mereka berbicara serius namun dalam implementasinya tidak ada. Yang dikatakan tadi ternyata tidak serius dalam melakukannya. Ketika ditanya pun jawabannya mengalir saja, hehe.
Kondisi ini merupakan pancingan kepada yang lain untuk memberikan respons terhadap pembicaraan yang dilakukan. Ketika seseorang menganggapnya serius maka seriuslah dampaknya. Namun ketika yang lain menganggapnya biasa bahkan kecenderungan memberikan respons menolak atau bercanda maka info tadi pun bisa mengambang dan terlupakan, just kidding (cuma bercanda).
Contoh lain yang terjadi di kalangan anak muda. Seorang laki-laki mengirimkan pesan kepada teman perempuannya, "Maukah kamu menjadi pacarku?". Si perempuan membalasnya "Aku gak mau pacaran, teman aja". Si laki-laki kemudian menghapus kalimat pertama tadi dan menggantinya dengan kalimat "Aku cuma bercanda, kok".
Apa yang sebenarnya terjadi? Si laki-laki tengah mencoba menguji teman komunikasinya dengan memberikan kalimat pertanyaan sebagai pancingan. Begitu jawaban tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka pemuda ini pun mengganti atau mengalihkan jawabannya agar terkesan bercanda dengan pertanyaan itu. Walaupun sebenarnya dia malu atau tidak menduga jawabannya adalah penolakan. Berbeda jika jawaban perempuan tadi adalah "Ya", maka si laki-laki pun menunjukkan keseriusannya, hehe.
Pembaca yang kreatif, keadaan ketiga adalah bercanda bermaksud serius. Sering juga pimpinan rapat memberikan contoh sebagai candaan terhadap kinerja timnya. Dengan maksud tim atau orang yang dimaksud menyadari bahwa ini adalah permintaan dari target kerja yang direncanakan. Menyampaikan pesan dalam keadaan santai sambil melucu, namun sebenarnya mengingatkan kembali janji yang pernah terucap.
Komitmen yang pernah disampaikan, serta perencanaan yang pernah ditulis. Seorang teman, yakni dosen senior pernah bercerita mengenai masa lajangnya. Ketika bersilaturahmi ke rumah teman perempuannya. Sambil berbincang-bincang kenapa sampai saat ini belum menikah? Jawaban si perempuan adalah dikarenakan belum ada yang meminang. Teman tadi menyampaikan "Kalau saya yang ngelamar mau gak?". "Berani apa?", ujar si perempuan. Singkat cerita keduanya telah membangun bahtera keluarga dan hingga saat ini telah menjadi kakek-nenek dengan dua orang cucu, hehe.
Pembaca yang kreatif, memang yang lebih membuat tercengang adalah ketika candaan tentang kinerja dan jodoh tadi ditanggapi sebagai candaan oleh teman, mitra, atau sahabat dekat kita. Kondisi ini berarti sudah masuk pada keadaan keempat, candaan dan candaan. Anggap sajalah semua adalah hiburan dan tidak perlu memikirkan secara mendalam, agar tidak baper dan sakit hati. Semua itu layaknya pertunjukan stand up comedy. Sehat dan teruslah terinspirasi.
*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.