Ahad 21 Oct 2012 20:10 WIB

Perubahan akan Terus Berlangsung

Perubahan Kepribadian (ilustrasi)
Foto: pondersphere.com
Perubahan Kepribadian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,Tak ada yang abadi. Begitulah beberapa lirik lagu salah satu band terkenal di Indonesia. Semuanya akan berubah dan pasti mengalami perubahan. Perubahan akan senantiasa mengiringi langkah hidup kita, jadi sebenarnya yang abadi di dunia ini adalah perubahan itu sendiri.

Coba sejenak perhatikan diri kita sendiri. Kita tak mungkin diciptakan sebesar ini, tentunya ada proses pertumbuhan yang kita lalui yang bermula dari ayah (sperma) yang bertemu dengan sel telur yang berasal dari ibu (ovum) hingga akhirnya kita sampai pada usia saat ini.

Begitu pula pada setiap episode usia. Perubahan mengiringi setiap pertumbuhan diri kita, baik dalam perubahan fisik, makanan serta sikap kita.

Oleh karena itu sudah saatnya kita memperhatikan setiap perubahan yang terjadi dan pernah kita lalui.

Mungkinkan perubahan menunjukan kita semakin baik atau sebaliknya.  Karena apabila kita tidak memperhatikan perubahan kita maka tentu kita akan tergusur ke dalam perubahan yang berefek negatif. Salah satu contohnya apabila suatu perusahaan tidak memperhatikan pesaing, pasar, produksi serta konsumennya maka secara otomatis perusahan tersebut akan tersisihkan, Contoh lainnya apabila sebuah bangsa tidak memperhatikan perubahan yang terjadi di sekitanya maka kehancuran akan segera menemui bangsa tersebut.

Perubabahan merupakan sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, kita harus bisa memanfaatkan setiap  perubahan yang terjadi di sekitar kita menjadikan perubahan yang berefek baik keluarga, masyarakat dan bangsa maupun dunia.

Kita bisa membuat perubahan yang terjadi di dalam diri kita, keluarga, masyarakat dan bangsa ini menjadi lebih baik. Seperti sabda Rasulullah SAW: man kaana yaumuhu khoiron minamsihi fahuwa roobihun, waman kaana yaumuhu mitsla amsihi fahuwa maghbuunun waman kaana yaumuhu syarron minamsihi fahuwa man’unun artinya:

Barang siapa yang harinya lebih baik dari hari kemarin maka dia beruntung, barang siapa yang harinya sama dengan hari kemarin makan ia tertip dan barang siapa yang harinya lebih buruk dari hari kemari maka ia teraknat. Ingin seperti golongan manakah kita? beruntung, tertipu atau terlaknat?

Beberapa hari yang lalu seluruh dunia telah mengalami suatu perubahan. Tepatnya tanggal 1 januari kita mengalami perubahan tahun, berupa pergantian tahun dari 2011 menjadi 2011. Tidak ada yang mengawali tahun dengan rasa pesimis. Semua orang mengawali awal tahun 2012 ini dengan sejuta rasa optimis, penuh dengan harapan. Harapan itu sepertinya satu sama lain akan sama, berharap tahun 2012 ini menjadi lebih baik dari tahun 2011 yang lalu. Hanya saja itu tidak akan terjadi apabila diri kita sendiri tidak mengantisipasi perubahan itu sendiri.

Tidak sulit untuk menjadikan perubahan kita menuju perubahan yang berefek positif, banyak kesempatan-kesempatan baik datang kepada kita, hanya saja kita sendiri sering menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan itu.

Penulis: Mega Octaviani (Mahasiswi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung)

 

sumber : UIN Sunan Gunung Djati
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement