Senin 16 Jan 2023 21:04 WIB

Dirut Bulog: Tak Ada Lagi Impor Beras pada Maret 2023

Buwas menyatakan, usul impor bukan dari pihaknya karena Bulog hanya dapat penugasan.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, saat mengecek ketersediaan cadangab beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog, Kamis (22/12/2022). Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyampaikan tidak ada lagi beras impor yang masuk ke Indonesia pada Maret 2023.
Foto: Dok Humas Bulog
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, saat mengecek ketersediaan cadangab beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog, Kamis (22/12/2022). Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyampaikan tidak ada lagi beras impor yang masuk ke Indonesia pada Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bulog Budi Waseso menyampaikan tidak ada lagi beras impor yang masuk ke Indonesia pada Maret 2023.

"Terakhir itu kedatangannya (beras impor) pertengahan Februari, sehingga Maret itu tidak ada lagi barang impor yang masuk ke Indonesia," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta yang disaksikan secara daring, Senin (16/1/2023). 

Baca Juga

Budi Waseso yang akrab dipanggil Buwas menjelaskan, Bulog mendapat penugasan dari negara untuk tetap melaksanakan impor beras sebanyak 500 ribu ton beras sebagai cadangan beras pemerintah (CBP). Hal tersebut lantaran perhitungan Bulog dan prediksi Kementerian Pertanian mengenai masa panen yang akan terjadi pada Maret 2023.

"Bulog bukan yang mengajukan impor beras karena Bulog hanya dikasih penugasan hasil dari proses rapat kabinet dan ditindaklanjuti dengan Rakortas tiga kali," kata Buwas.

Upaya impor beras sebanyak 500 ribu ton tersebut, dijelaskan Buwas, sebagai upaya Bulog untuk memenuhi rencana operasional Perum Bulog 2023. Hal itu sebagaimana telah ditetapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional bawah stok CBP sebanyak satu juta ton harus senantiasa tersedia sepanjang tahun.

"Bulog ditugaskan untuk menyerap 500 ribu ton dari dalam negeri untuk CBP dan impor 500 ribu ton," kata dia.

Selain itu, Bulog juga melakukan pengadaan gabah/beras dari petani (setara beras) sebanyak 1,46 juta ton dan penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), bencana dan golang sebanyak 1,2 juta ton. Lebih lanjut Buwas menyampaikan, baru-baru ini Badan Pangan Nasional (NFA) mengusulkan agar stok CBP Bulog ditambah menjadi 2,4 juta ton. Nantinya, beras yang sudah berusia empat bulan di gudang Bulog bisa dijual dengan harga di bawah pembelian dan selisih harga akan diganti oleh pemerintah.

"Harga pembelian dulu kita pengadaan membeli Rp 8.300, begitu empat bulan, stok itu bisa kita lepas dengan harga Rp 8.000 atau di bawah Rp 8.300 sehingga selisih akan ditanggung oleh pemerintah," kata dia.

Melalui rencana penetapan tersebut, Buwas meyakini tidak akan ada lagi beras Bulog yang turun mutu akibat terlalu lama disimpan di gudang Bulog.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement