REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed al-Jadaan menyampaikan, Kerajaan dapat berperan sebagai jembatan untuk meredakan ketegangan antara Amerika Serikat dan China.
Menurut dia, Arab Saudi bisa membantu mengurangi ketegangan antara Amerika Serikat dan China.
"Kami memiliki hubungan yang sangat strategis dengan AS, dan kami memiliki hubungan strategis dengan China. Dan kami pikir kami dapat menjembatani kesenjangan tersebut," kata al-Jadaan, seperti dilansir Al-Arabiya, Selasa (17/1/2023).
Ihwal kekhawatiran terbesar pada 2023, Al-Jadaan mengatakan Arab Saudi harus fokus pada kolaborasi dan kemitraan.
"Saya benar-benar berpikir bahwa kita perlu fokus pada kolaborasi, kerja sama, menghindari lebih banyak ketegangan geopolitik, dan menyerukan solusi politik yang tenang untuk ketegangan geopolitik," katanya.
Arab Saudi telah menengahi antara Rusia dan Ukraina sejak pecahnya invasi Rusia pada Februari lalu.
Banyak pertukaran tahanan antara Kyiv dan Moskow, yang mencakup warga negara Amerika dan Eropa, telah difasilitasi oleh Arab Saudi.
Arab Saudi telah berusaha untuk mendiversifikasi hubungannya dengan berbagai ibu kota di seluruh dunia.
Secara khusus, China telah menjadi salah satu negara yang telah memperdalam hubungannya dengan Riyadh.
Hubungan Amerika Serikat-Tiongkok telah bergolak sejak zaman mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, wabah pandemi Covid-19, dan dalam menghadapi apa yang dikatakan Washington sebagai praktik ekonomi yang tidak adil oleh Tiongkok.
Pelanggaran hak asasi manusia dan ancaman China untuk menginvasi Taiwan juga menyebabkan ketegangan yang tajam dengan Amerika Serikat.
Namun untuk meredakannya, Menteri Luar Negeri Antony Blinken diperkirakan akan mengunjungi China bulan depan.
Seorang pejabat Departemen Keuangan menyebut Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He di Zurich untuk memperdalam komunikasi antara kedua negara.